Dalam dunia yang terus berubah, perdebatan tentang kebiasaan keuangan antara generasi Milenial dan Gen Z semakin menarik untuk dibahas.
ESG Indonesia – Dalam dunia yang terus berubah, perdebatan tentang kebiasaan keuangan antara generasi Milenial dan Gen Z semakin menarik untuk dibahas. Keduanya sering kali dipandang sebagai generasi yang berbeda dalam banyak hal, terutama dalam hal pengelolaan uang. ESG Indonesia akan membahas perbandingan antara Milenial dan Gen Z dalam pandangan mereka terhadap keuangan secara keseluruhan.
1. Latar Belakang Generasi
Milenial, yang lahir antara 1981 dan 1996, adalah generasi pertama yang tumbuh bersama teknologi digital dan internet. Mereka memasuki dunia kerja pada masa krisis keuangan 2008, yang berdampak besar pada pandangan mereka terhadap uang. Sementara itu, Gen Z, lahir antara 1997 dan 2012, adalah generasi yang lebih terhubung dengan teknologi dan lebih banyak terpapar informasi keuangan sejak usia dini.
2. Kebiasaan Menabung
Salah satu aspek paling menarik dari perbandingan ini adalah kebiasaan menabung. Data menunjukkan bahwa Gen Z memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menabung dibandingkan dengan Milenial. Menurut survei, sekitar 65% Gen Z mengaku menabung secara teratur, sedangkan hanya sekitar 50% Milenial yang melakukannya. Alasan utama di balik kebiasaan menabung Gen Z mungkin terkait dengan pengalaman mereka menyaksikan kesulitan finansial yang dialami oleh Milenial. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang penuh ketidakpastian ekonomi, yang membuat mereka lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan. Gen Z cenderung memiliki tujuan menabung yang jelas, seperti pendidikan, pembelian rumah, atau persiapan pensiun.
3. Pengeluaran dan Prioritas
Dari segi pengeluaran, Milenial dikenal sebagai “generasi pengalaman.” Mereka lebih cenderung menghabiskan uang untuk pengalaman, seperti perjalanan dan aktivitas sosial. Meskipun mereka juga berusaha untuk menabung, banyak dari mereka yang merasa tertekan oleh utang, terutama utang pendidikan. Hal ini sering kali mengganggu kemampuan mereka untuk menabung secara efektif. Di sisi lain, Gen Z tampaknya lebih pragmatis dalam hal pengeluaran. Mereka cenderung lebih fokus pada nilai dan manfaat dari barang atau jasa yang mereka beli. Gen Z sering menggunakan teknologi untuk membandingkan harga dan mencari penawaran terbaik sebelum melakukan pembelian. Kebiasaan ini mencerminkan pendekatan yang lebih disiplin terhadap pengeluaran, yang dapat berkontribusi pada kemampuan mereka untuk menabung.
4. Sikap Terhadap Utang
Utang adalah salah satu faktor kunci dalam perdebatan ini. Milenial sering kali terjebak dalam utang, baik itu utang pendidikan, kartu kredit, maupun hipotek. Banyak dari mereka merasa kesulitan untuk membayar utang ini, yang menghambat kemampuan mereka untuk menabung dan berinvestasi. Gen Z, di sisi lain, lebih berhati-hati dalam mengambil utang. Mereka cenderung menghindari utang dan lebih memilih untuk membayar barang secara tunai jika memungkinkan. Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z lebih menyadari risiko yang terkait dengan utang, dan lebih memilih untuk mengelola keuangan mereka dengan cara yang lebih konservatif.
5. Pendidikan Keuangan
Salah satu faktor yang membedakan kedua generasi ini adalah tingkat pendidikan keuangan. Milenial sering kali tidak mendapatkan pendidikan keuangan yang memadai di sekolah, sehingga banyak dari mereka belajar dari pengalaman pribadi dan kesalahan. Sebaliknya, Gen Z memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi keuangan melalui internet dan media sosial. Mereka lebih cenderung mencari pengetahuan tentang manajemen keuangan, investasi, dan cara menghindari utang. Keterampilan pendidikan keuangan ini memberi Gen Z keunggulan dalam mengelola uang mereka dengan lebih efektif. Mereka lebih cenderung menggunakan aplikasi keuangan dan platform digital untuk memantau pengeluaran dan menabung.
Ketika membandingkan kebiasaan keuangan antara Milenial dan Gen Z, tampaknya Gen Z muncul sebagai generasi yang lebih hemat. Dengan pendekatan yang lebih disiplin terhadap pengeluaran, kesadaran akan utang, dan akses yang lebih baik terhadap pendidikan keuangan, Gen Z menunjukkan potensi untuk mencapai stabilitas finansial yang lebih baik dibandingkan Milenial.
Namun, penting untuk diingat bahwa masing-masing generasi memiliki tantangan unik yang harus dihadapi. Milenial, meskipun terjebak dalam utang, memiliki pengalaman dan pembelajaran yang berharga dari situasi keuangan yang sulit. Sementara itu, Gen Z memiliki kesempatan untuk membangun kebiasaan keuangan yang lebih baik sejak dini.
Pada akhirnya, baik Milenial maupun Gen Z dapat saling belajar dan berkolaborasi untuk menciptakan masa depan keuangan yang lebih baik. Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, kedua generasi ini dapat menghadapi tantangan keuangan yang ada dan meraih kesuksesan di dunia yang semakin kompleks ini.