Meskipun semakin banyak anak muda yang berusaha mewujudkan impian ini, kenyataannya tak sedikit dari mereka yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
ESG Indonesia – Membeli rumah menjadi impian banyak orang, termasuk generasi muda, Namun, meskipun semakin banyak anak muda yang berusaha mewujudkan impian ini, kenyataannya tak sedikit dari mereka yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Bahkan, banyak anak muda yang merasa bank enggan memberikan KPR kepada mereka. Lantas, apa sebenarnya yang menjadi penyebab bank enggan memberikan KPR kepada generasi muda? Berikut adalah beberapa alasan utama yang perlu dipahami.
1. Pendapatan yang Tidak Stabil
Salah satu alasan utama mengapa bank enggan memberikan KPR kepada anak muda adalah karena pendapatan yang tidak stabil. Sebagian besar generasi muda, terutama yang baru memulai karier atau berwirausaha, belum memiliki penghasilan yang tetap dan memadai dalam jangka panjang. Bank menganggap stabilitas pendapatan sangat penting untuk memastikan bahwa peminjam dapat melunasi cicilan KPR dalam jangka waktu yang panjang.
Bagi bank, pemberian KPR adalah suatu investasi yang berisiko. Mereka harus memastikan bahwa peminjam mampu membayar cicilan bulanan, yang biasanya berlangsung selama 10 hingga 20 tahun. Jika pendapatan peminjam tidak stabil atau belum mencukupi, maka bank merasa risiko gagal bayar menjadi lebih besar. Oleh karena itu, bagi generasi muda yang bekerja di sektor yang cenderung fluktuatif atau baru memulai usaha, mendapatkan KPR menjadi lebih sulit.
2. Rekam Jejak Kredit yang Masih Minim
Rekam jejak kredit atau sejarah kredit adalah salah satu faktor penting yang diperhitungkan oleh bank ketika memberikan pinjaman. Anak muda, terutama yang baru berusia 20-an, umumnya belum memiliki rekam jejak kredit yang panjang. Sebagian besar mereka bahkan baru pertama kali mengajukan kredit atau pinjaman, baik itu berupa kartu kredit, pinjaman pribadi, atau cicilan barang.
Tanpa adanya rekam jejak kredit yang baik, bank akan kesulitan untuk menilai apakah seseorang dapat diandalkan dalam hal pembayaran cicilan. Bank cenderung enggan mengambil risiko dengan memberikan KPR kepada mereka yang belum menunjukkan kemampuan finansial yang stabil dan konsisten dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, sebelum mengajukan KPR, penting bagi anak muda untuk memiliki rekam jejak kredit yang baik, misalnya dengan menggunakan kartu kredit secara bijak dan melunasi cicilan tepat waktu.
3. Belum Memiliki Uang Muka yang Cukup
Uang muka atau down payment (DP) adalah salah satu syarat utama untuk mendapatkan KPR. Biasanya, bank mengharuskan peminjam untuk membayar uang muka sebesar 10 hingga 30 persen dari harga rumah yang akan dibeli. Bagi anak muda yang baru memulai karier atau bisnis, mengumpulkan uang muka sebesar itu bisa menjadi tantangan besar.
Sebagian besar anak muda lebih memilih untuk mengalokasikan dana mereka untuk kebutuhan lainnya, seperti travelling, gadget, atau gaya hidup. Sementara itu, menabung untuk uang muka rumah sering kali bukan prioritas utama. Hal ini membuat mereka kesulitan dalam memenuhi persyaratan uang muka yang cukup, dan bank pun cenderung tidak melanjutkan proses KPR jika uang muka tidak mencukupi.
4. Usia yang Masih Terbilang Muda
Usia juga menjadi faktor yang mempengaruhi pengajuan KPR. Bank umumnya akan mempertimbangkan usia peminjam pada saat akhir pinjaman. Biasanya, bank memiliki batasan usia tertentu, misalnya peminjam harus berusia di bawah 55 atau 60 tahun pada saat cicilan KPR selesai.
Bagi anak muda yang baru memulai karier, usia mereka yang masih relatif muda sering kali menjadi halangan. Bank berasumsi bahwa mereka mungkin belum cukup matang secara finansial dan kurang berpengalaman dalam mengelola keuangan jangka panjang. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa anak muda merasa kesulitan mendapatkan KPR, karena mereka harus membuktikan kemampuan dan kesiapan mereka dalam mengelola kewajiban keuangan yang besar.
5. Belum Memiliki Komitmen Finansial yang Cukup
Salah satu hal yang membuat bank enggan memberikan KPR kepada anak muda adalah karena mereka mungkin belum memiliki komitmen finansial yang cukup, seperti cicilan kendaraan, utang pendidikan, atau pinjaman lainnya. Komitmen finansial yang ada pada seseorang akan mempengaruhi kemampuan mereka untuk memenuhi kewajiban pembayaran KPR.
Bagi banyak anak muda yang baru memulai hidup mandiri atau berkeluarga, komitmen finansial sering kali masih berfokus pada hal-hal lain, seperti menyicil kendaraan, biaya pendidikan, atau biaya hidup sehari-hari. Oleh karena itu, bank lebih cenderung memberikan KPR kepada mereka yang sudah memiliki komitmen finansial yang lebih stabil dan jelas.
6. Kebijakan Bank yang Lebih Ketat
Bank-bank di Indonesia menerapkan kebijakan yang semakin ketat dalam pemberian KPR, terutama setelah krisis ekonomi atau resesi global. Mereka lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman, terutama kepada segmen pasar yang dianggap berisiko. Bank ingin memastikan bahwa peminjam KPR dapat melunasi pinjaman mereka tanpa mengalami kesulitan.
Selain itu, bank juga harus mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait kebijakan kredit yang lebih selektif. Oleh karena itu, bank akan lebih selektif dalam memberikan pinjaman kepada siapa saja, termasuk anak muda, untuk mengurangi risiko gagal bayar dan masalah keuangan yang lebih besar.
7. Kurangnya Pendidikan Keuangan
Banyak anak muda yang belum memiliki pemahaman yang cukup tentang keuangan pribadi, seperti pengelolaan utang, pengelolaan dana darurat, dan investasi. Ketidakpahaman ini sering kali menyebabkan mereka tidak siap secara finansial untuk memikul beban cicilan KPR yang panjang. Bank yang lebih mengutamakan stabilitas keuangan peminjam akan cenderung menghindari memberikan KPR kepada mereka yang belum memiliki literasi keuangan yang memadai.
Meskipun anak muda memiliki potensi yang besar dan semangat yang tinggi, ada beberapa faktor yang membuat bank enggan memberikan KPR kepada mereka. Pendapatan yang tidak stabil, rekam jejak kredit yang minim, belum cukup uang muka, dan faktor usia adalah beberapa hal yang menjadi pertimbangan bank. Oleh karena itu, bagi generasi muda yang ingin membeli rumah, penting untuk mulai membangun rekam jejak kredit yang baik, menabung untuk uang muka, dan mengelola keuangan dengan bijak agar pengajuan KPR bisa lebih mudah diterima.