Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Nature Climate Change menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, tanaman di perkotaan tidak hanya membantu menyaring polusi udara namun juga mengurangi jumlah polusi.
Penelitian tersebut dilakukan oleh tim peneliti dari Swedia, Amerika Serikat, dan Cina. Hal ini berfokus pada solusi bagi 54 kota di Uni Eropa untuk memastikan kota-kota tersebut dapat menghilangkan karbon dioksida dari udara sebanyak yang mereka masukkan ke dalamnya.
Karbon dioksida adalah salah satu gas utama yang memerangkap panas yang saat ini menyebabkan suhu bumi meningkat tidak terkendali. Ini juga merupakan bahan penting yang dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis, sehingga mereka menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen, menyaring polusi di udara.
Oleh karena itu, masyarakat dan organisasi yang berharap dapat mendinginkan bumi menganjurkan penanaman banyak pohon dan tanaman lainnya. Namun menurut penelitian ini, manfaat ruang hijau di lingkungan perkotaan lebih jauh lagi.
“Solusi berbasis alam tidak hanya mengimbangi sebagian emisi kota, namun juga dapat berkontribusi pada pengurangan emisi dan konsumsi sumber daya.” kata Zahra Kalantari, selaku profesor asosiasi KTH Royal Institute of Technology.
Misalnya saja Boulevard Anspach di Brussels, Belgia. Pada tahun 2016, kota ini mulai mengubah jalan yang sibuk ini menjadi jalur pejalan kaki. Alih-alih menggunakan mobil, pengunjung kini bersepeda atau berjalan kaki ke berbagai tempat bisnis di jalan tersebut – yang berarti jauh lebih sedikit kendaraan bermotor yang mengeluarkan kabut asap ke pusat kota. Manfaat keseluruhan terhadap kualitas udara lebih besar dari sekedar efek penyaringan pepohonan.
Di wilayah yang menerima perlakuan ini, udara yang lebih bersih akan menyehatkan penghuninya. Area hijau juga indah dan mengundang, mendorong latihan fisik seperti berjalan kaki dan bersepeda, yang selanjutnya bermanfaat bagi kesehatan. Menjaga lingkungan ternyata juga berdampak baik bagi orang-orang yang berada di dalamnya.
Studi ini juga mengkaji berbagai solusi lain, seperti pertanian perkotaan dan trotoar yang dapat menyerap air , dan merekomendasikan solusi mana yang paling menguntungkan setiap kota dalam daftar.
“Ada banyak penelitian yang meneliti dampak dari solusi berbasis alam secara individu, namun penelitian ini menggabungkan semuanya dan menganalisis potensi dampak sistemiknya,” kata Kalantari.