Selasa, 12 Nov 2024

Riset: Pemulihan Hutan Global Serap 226 Gigaton Emisi Karbon

Hutan global yang dipulihkan berpotensi serap 226 gigaton emisi karbon

ESG Indonesia – Sebuah riset terbaru menunjukkan bahwa memulihkan hutan global berpotensi menyerap 226 gigaton emisi karbon. Riset tersebut melibatkan lebih dari 200 penulis, data satelit, serta data lapangan yang ekstensif.

Jumlah ini dilaporkan setara dengan sepertiga karbon yang dilepaskan sejak era industri. Namun, potensi lingkungan ini memiliki beberapa peringatan penting. Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature ini menekankan bahwa menanam pohon saja tidak cukup.

Penulis senior studi ini, Thomas Crowther, menekankan bahwa tanpa mengurangi emisi gas rumah kaca, potensi kapasitas penyimpanan karbon hutan bisa sangat terganggu.

Ada juga kekhawatiran yang berkembang bahwa hutan dapat disalahgunakan sebagai alasan yang tepat untuk melanjutkan penggunaan bahan bakar fosil.

Perdagangan Karbon
Ilustrasi hutan (Pexels)

Studi ini berbeda dari penelitian Crowther pada 2019, yang mengedepankan penanaman pohon secara massal. Penggambaran pohon sebagai obat mujarab perubahan iklim dalam penelitian sebelumnya dikritik karena terlalu menyederhanakan masalah.

Sementara itu, penelitian baru ini memberikan pemahaman yang lebih bernuansa, menunjukkan bahwa sekitar 61 persen penyimpanan karbon tambahan dapat berasal dari melindungi hutan yang ada, dan sisanya berasal dari reboisasi area dengan jejak manusia yang minimal.

Riset: Pemulihan Hutan Global Serap 226 Gigaton Emisi Karbon 3

Namun, ini bukan hanya tentang menanam lebih banyak pohon. Pemilihan spesies dan memastikan keanekaragaman hayati sangatlah penting. Monokultur, yang sering kali lebih disukai untuk tujuan komersial, kurang efektif dalam penyerapan karbon dan dapat membahayakan keanekaragaman hayati. Keberhasilan restorasi hutan sangat bergantung pada keterlibatan masyarakat lokal dan praktik-praktik yang selaras dengan ritme alam.

“Kesimpulannya, meskipun pohon memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim, pohon merupakan bagian dari teka-teki lingkungan yang lebih besar. Memerangi perubahan iklim secara efektif membutuhkan pendekatan multifaset yang mencakup pelestarian hutan yang ada, mengadopsi praktik penggunaan lahan yang berkelanjutan, dan yang terpenting, mengurangi emisi bahan bakar fosil,” kata para penulis studi seperti dikutip One Green Planet.

Sektor Perhutanan

Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim di antaranya mengurangi konsumsi daging, tidak mendukung fast fashion, mendukung media independen, aktif menyuarakan krisis iklim melalui berbagai platform termasuk petisi, dan mengubah gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan.

Misalnya, mengurangi sampah individu dan rumah tangga, mengompos sampah organik, tidak menggunakan plastik atau tas sekali pakai, hemat air dan listrik, hingga bepergian dengan lebih bertanggung jawab.