Menurut penelitian, bahan bakar penerbangan berkelanjutan menunjukkan potensi mengurangi emisi gas rumah kaca yang mengubah iklim, khususnya karbon dioksida, sebanyak 80%
Peneliti dari National Center for Atmospheric Science (NCAS) yang bekerja sama dengan Universitas Manchester, melakukan pengujian ekstensif untuk mengevaluasi emisi yang timbul dari pembakaran bahan bakar penerbangan berkelanjutan (biomassa) dan menemukan penurunan yang signifikan dibandingkan bahan bakar jet tradisional.
Pada tahun 2021, sektor penerbangan menyumbang lebih dari 2% emisi gas rumah kaca dunia. Namun, menurut penelitian tersebut, bahan bakar penerbangan berkelanjutan menunjukkan potensi mengurangi emisi gas rumah kaca yang mengubah iklim, khususnya karbon dioksida, sebanyak 80% jika dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional.
Hasil penelitian ini menyoroti penurunan sebesar 45% dalam jumlah emisi karbon hitam ultrahalus selama tekanan rendah, yang secara langsung berdampak pada kualitas udara setempat. Selain itu, keseluruhan emisi ini 80% lebih rendah untuk setiap kilogram campuran bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang dikonsumsi.
Seorang ilmuwan peneliti yang berafiliasi dengan NCAS di Universitas Manchester, Paul I. Williams menekankan pentingnya memahami dampak bahan bakar alternatif mengingat pergeseran industri menuju netralitas karbon.
“Studi ini sangat penting untuk memahami dampak ini dan memberikan kemampuan kepada Inggris untuk melakukan penilaian ini di masa depan seiring dengan berkembangnya bahan bakar dan teknologi baru,” kata Paul dalam keterangannya, dikutip Senin (16/10).
Bahan bakar penerbangan berkelanjutan dihasilkan dari biomassa terbarukan dan bahan sisa, sehingga menawarkan pengganti langsung bahan bakar jet yang diekstraksi dari minyak mentah.
Biofuel ini dikombinasikan dengan bahan bakar jet konvensional untuk memastikan kompatibilitas dengan semua pesawat yang ada, termasuk model seperti pesawat FAAM. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa semua bahan bakar jet sepenuhnya sintetis dan berasal dari sumber bahan bakar non-fosil pada tahun 2050.