ESG, yang mengacu pada praktik-praktik bisnis yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik, kini dianggap sebagai inti dari strategi perusahaan di era modern.
ESG Indonesia – Dalam beberapa tahun terakhir, konsep ESG (Environmental, Social, and Governance) semakin menonjol di dunia bisnis. ESG, yang mengacu pada praktik-praktik bisnis yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik, kini dianggap sebagai inti dari strategi perusahaan di era modern. Apakah benar ESG telah menjadi jantung bisnis di era ini?
1. ESG dan Perubahan Iklim: Prioritas Utama bagi Perusahaan
Menurut laporan yang dirilis oleh McKinsey & Company pada 2023, lebih dari 70% CEO global menyatakan bahwa keberlanjutan, terutama terkait dengan perubahan iklim, merupakan salah satu faktor kunci dalam strategi bisnis mereka. McKinsey juga mencatat bahwa perusahaan-perusahaan yang memprioritaskan ESG cenderung memiliki kinerja jangka panjang yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengadopsi prinsip ini. Laporan ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan dalam ESG, terutama dalam menghadapi krisis iklim global, mendorong banyak perusahaan untuk mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam operasi harian mereka.
2. Permintaan Investor Terhadap ESG Meningkat
Riset dari BlackRock, salah satu perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam permintaan investasi berbasis ESG. Pada tahun 2022, sekitar 81% investor institusi menyatakan bahwa mereka memasukkan faktor ESG ke dalam keputusan investasi mereka. Menurut laporan tersebut, investor tidak hanya tertarik pada keuntungan finansial, tetapi juga dampak sosial dan lingkungan dari portofolio mereka.
Tren ini didukung oleh meningkatnya kesadaran bahwa perusahaan yang memiliki kinerja ESG yang baik juga memiliki risiko yang lebih rendah, terutama terkait dengan masalah reputasi dan regulasi. Para investor percaya bahwa perusahaan yang beroperasi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang kuat akan lebih mampu bertahan dalam jangka panjang.
3. ESG Mendorong Loyalitas Konsumen
Dari sudut pandang konsumen, ESG juga memainkan peran penting dalam membentuk preferensi dan loyalitas. Riset dari Nielsen pada 2022 menunjukkan bahwa 66% konsumen global lebih suka membeli produk dan layanan dari perusahaan yang berkomitmen pada keberlanjutan. Konsumen saat ini lebih cerdas dan selektif, serta lebih peduli dengan dampak sosial dan lingkungan dari produk yang mereka beli.
Hal ini memengaruhi bagaimana perusahaan merancang produk dan mengelola merek mereka. Perusahaan yang memperhatikan ESG dalam rantai pasokannya, seperti menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan atau mendukung praktik kerja yang adil, cenderung lebih disukai oleh konsumen, terutama dari generasi milenial dan Gen Z yang sangat peduli terhadap keberlanjutan.
4. Tata Kelola yang Baik (Governance) dan Kinerja Perusahaan
Selain faktor lingkungan dan sosial, tata kelola yang baik (Governance) juga menjadi elemen penting dalam bisnis modern. Laporan dari PwC pada tahun 2023 menemukan bahwa perusahaan dengan tata kelola yang kuat cenderung memiliki kinerja yang lebih baik di pasar modal. Ini mencakup transparansi dalam pelaporan keuangan, tanggung jawab terhadap pemegang saham, serta upaya dalam mencegah korupsi dan pelanggaran hukum.
Perusahaan yang menjalankan tata kelola yang baik juga lebih dipercaya oleh investor, konsumen, dan regulator. Kepercayaan ini sangat penting dalam menjaga reputasi perusahaan dan menciptakan stabilitas jangka panjang. Oleh karena itu, ESG, terutama aspek tata kelola, memainkan peran sentral dalam menjaga integritas dan keberlanjutan bisnis.
5. ESG sebagai Pendorong Inovasi dan Daya Saing
Riset dari World Economic Forum (WEF) pada 2023 menunjukkan bahwa perusahaan yang mengadopsi ESG lebih mungkin untuk berinovasi dan menjadi lebih kompetitif. WEF menemukan bahwa perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan cenderung menemukan cara-cara baru untuk mengurangi biaya melalui efisiensi energi, mengurangi limbah, serta menciptakan produk dan layanan yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, perusahaan yang menerapkan ESG juga lebih menarik bagi talenta muda, terutama dari generasi milenial dan Gen Z. Kedua generasi ini sangat peduli dengan keberlanjutan dan lebih cenderung memilih bekerja di perusahaan yang memiliki komitmen ESG yang kuat.
6. Regulasi dan Kebijakan Pemerintah Mendukung Penerapan ESG
Pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, semakin mendorong penerapan ESG dalam bisnis. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), misalnya, telah memperkenalkan sejumlah kebijakan untuk mendorong transparansi dan pelaporan terkait ESG di sektor keuangan. Laporan dari OJK tahun 2023 menunjukkan bahwa regulasi terkait ESG tidak hanya meningkatkan kepercayaan pasar, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan bisnis yang lebih berkelanjutan.
Kebijakan pemerintah ini semakin memperkuat posisi ESG sebagai faktor kunci dalam operasional perusahaan. Dengan regulasi yang terus berkembang, perusahaan yang tidak mematuhi prinsip-prinsip ESG dapat menghadapi risiko hukum dan reputasi yang serius.
Riset terbaru menunjukkan bahwa ESG memang telah menjadi jantung bisnis di era modern. Dari perspektif investor, konsumen, hingga regulasi pemerintah, ESG kini memainkan peran sentral dalam membentuk masa depan bisnis. Perusahaan yang berkomitmen pada prinsip-prinsip ESG tidak hanya meningkatkan kinerja keuangan mereka, tetapi juga memperkuat reputasi, menarik talenta, serta berinovasi dalam menciptakan produk dan layanan yang lebih berkelanjutan. Bagi banyak perusahaan, ESG bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan untuk bertahan dan berkembang di era yang semakin sadar akan keberlanjutan.