Selasa, 3 Des 2024

Analisis Dampak Kinerja ESG Terhadap Biaya Ekuitas Perusahaan Indonesia Sebelum dan Selama Pandemi COVID-19

Studi ini menganalisis 65 perusahaan publik non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (IDX) dan yang telah mengungkapkan skor ESG mereka pada tahun 2019 (pra-COVID-19) dan 2020 (selama COVID-19).

ESG Indonesia – Studi ini menganalisis dampak kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG) terhadap biaya ekuitas (Cost of Equity/COE) di perusahaan-perusahaan Indonesia sebelum dan selama pandemi COVID-19. Studi ini menganalisis 65 perusahaan publik non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (IDX) dan yang telah mengungkapkan skor ESG mereka pada tahun 2019 (pra-COVID-19) dan 2020 (selama COVID-19).

Pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap sektor industri global, termasuk Indonesia. Penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia serta kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah, mempengaruhi permintaan di berbagai sektor seperti transportasi, akomodasi, dan perdagangan. Ketidakpastian ekonomi yang timbul menyebabkan kehati-hatian para investor, yang ditandai dengan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG). Dalam kondisi ini, laporan ESG menjadi alat penting bagi perusahaan untuk menunjukkan transparansi dan komitmen terhadap keberlanjutan, yang diharapkan dapat mengurangi risiko sistemik dan meningkatkan kepercayaan investor.

Kajian Literatur

ESG merupakan ukuran dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang mencakup tiga aspek utama: lingkungan, sosial, dan tata kelola. ESG membantu meningkatkan transparansi perusahaan dan menciptakan reputasi positif di kalangan investor. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kinerja non-keuangan seperti ESG dapat menurunkan COE, tetapi dampaknya bervariasi dalam berbagai konteks. ESG dianggap penting dalam periode ketidakpastian, seperti pandemi COVID-19, untuk memperkuat ketahanan keuangan perusahaan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari 65 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di IDX. Variabel independen utama dalam penelitian ini adalah skor ESG, yang diperoleh dari database Bloomberg, dengan pengukuran antara 1 hingga 100. Variabel dependen yang digunakan adalah COE, diukur menggunakan model Capital Asset Pricing Model (CAPM). Untuk menguji hipotesis, digunakan model regresi panel dengan beberapa variabel kontrol seperti ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, likuiditas, dan leverage.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja ESG sebelum pandemi COVID-19 secara signifikan menurunkan COE. Namun, selama pandemi, meskipun ESG tetap memiliki dampak negatif terhadap COE, efektivitasnya menurun. Ini berarti bahwa selama pandemi, kinerja ESG tidak cukup kuat untuk mengimbangi peningkatan risiko sistemik yang ditimbulkan oleh krisis kesehatan global. Pengujian regresi menunjukkan bahwa variabel COVID-19 secara signifikan memengaruhi peningkatan COE, sementara interaksi antara ESG dan COVID-19 juga menunjukkan dampak signifikan terhadap peningkatan COE.

Dari hasil penelitian, ESG dilihat sebagai alat penting dalam mengurangi biaya ekuitas di periode sebelum COVID-19. Namun, selama pandemi, meskipun ESG masih relevan, kemampuannya untuk mengurangi COE melemah. Ini disebabkan oleh tingginya ketidakpastian dan risiko sistemik yang ditimbulkan oleh pandemi. Para investor lebih fokus pada faktor-faktor lain di luar laporan ESG selama pandemi, yang berdampak pada kenaikan COE. Meski demikian, penting bagi perusahaan untuk tetap mempertahankan pelaporan ESG sebagai bagian dari strategi keberlanjutan mereka.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja ESG memainkan peran penting dalam menurunkan biaya ekuitas perusahaan, terutama sebelum pandemi COVID-19. Namun, selama pandemi, dampaknya berkurang karena tingginya ketidakpastian dan risiko yang dihadapi perusahaan. Meskipun demikian, perusahaan disarankan untuk tetap meningkatkan transparansi dan pelaporan ESG mereka karena pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan dalam jangka panjang.

Penulis: Prof. Dr. Noorlailie Soewarno, S.E., MBA., Ak.