ESG atau Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola Perusahaan (Environmental, Social, and Governance) merupakan faktor-faktor yang semakin penting dalam pengembangan industri pariwisata berkelanjutan.
ESG Indonesia – Hubungan antara ESG dan pariwisata berkelanjutan sangat erat karena ESG membantu mendorong dan mendukung prinsip-prinsip yang mendasari keberlanjutan dalam sektor pariwisata.
Lingkungan
Aspek lingkungan dalam ESG mengacu pada dampak lingkungan yang dihasilkan oleh kegiatan pariwisata. Dalam konteks pariwisata berkelanjutan, upaya untuk mengurangi jejak karbon, mengelola limbah, dan melindungi alam sangat penting.
Beberapa contoh tindakan ESG dalam pariwisata berkelanjutan meliputi:
Menggunakan energi terbarukan di akomodasi dan transportasi. Meminimalkan penggunaan plastik sekali pakai. Mendukung program pelestarian lingkungan dan habitat alam. Mengelola taman nasional dan destinasi wisata dengan hati-hati untuk mengurangi dampak negatif.
Sosial
Aspek sosial dalam ESG berkaitan dengan dampak sosial yang dihasilkan oleh industri pariwisata, termasuk dampaknya pada komunitas lokal. Pariwisata berkelanjutan harus memperhatikan dan menghormati hak asasi manusia, keberagaman budaya, dan kesejahteraan sosial.
Beberapa tindakan ESG dalam aspek sosial pariwisata berkelanjutan meliputi:
Memastikan tenaga kerja di sektor pariwisata diberi upah yang adil dan bekerja dalam kondisi yang aman. Mengintegrasikan komunitas lokal dalam keputusan terkait pariwisata dan memastikan mereka mendapat manfaat dari industri ini. Menghormati budaya dan tradisi lokal, serta mempromosikan keberagaman budaya dalam pengalaman wisata.
Tata Kelola Perusahaan
Aspek tata kelola perusahaan dalam ESG mencakup cara perusahaan dan destinasi wisata dikelola. Tata kelola yang baik penting untuk menghasilkan keputusan yang berkelanjutan dan etis dalam pariwisata.
Beberapa tindakan ESG dalam aspek tata kelola pariwisata berkelanjutan meliputi:
Menerapkan kebijakan etis dan transparan dalam pengelolaan destinasi wisata. Mempromosikan kepemilikan lokal dan partisipasi dalam manajemen pariwisata. Memastikan pelaporan keuangan yang jelas dan akuntabel.
Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG dalam industri pariwisata, kita dapat mencapai pariwisata yang lebih berkelanjutan, yang tidak hanya mendukung perlindungan lingkungan dan kesejahteraan sosial, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi komunitas lokal.
Dalam dunia yang semakin peduli dengan isu-isu lingkungan dan sosial, ESG menjadi panduan penting untuk mengarahkan perkembangan industri pariwisata menuju masa depan yang lebih baik.
Contoh Pariwisata Berkelanjutan
Pariwisata berkelanjutan adalah pendekatan dalam industri pariwisata yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Berikut beberapa contoh praktik pariwisata berkelanjutan:
Penggunaan Energi Terbarukan: Hotel dan resor yang berinvestasi dalam panel surya atau tenaga angin untuk memenuhi kebutuhan energi mereka adalah contoh nyata pariwisata berkelanjutan. Ini membantu mengurangi emisi karbon dan ketergantungan pada sumber energi fosil.
Ekowisata: Destinasi yang mengutamakan ekowisata berfokus pada pelestarian alam dan lingkungan mereka. Mereka mempromosikan pengalaman yang mendidik wisatawan tentang pentingnya melindungi lingkungan alam, sambil meminimalkan dampak negatif.
Pengelolaan Sampah yang Bijaksana: Destinasi wisata yang memprioritaskan pengurangan limbah dan daur ulang sebagai bagian dari operasional mereka. Mereka mungkin juga mengajak wisatawan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan lingkungan.
Keterlibatan Komunitas Lokal: Praktik berkelanjutan juga mencakup keterlibatan komunitas lokal. Ini dapat berupa pemberian pelatihan dan pekerjaan kepada penduduk setempat, serta mempromosikan budaya dan kerajinan tangan lokal.
Pengelolaan Air dan Sumber Daya Alam: Destinasi yang berkelanjutan berusaha untuk mengelola air dan sumber daya alam mereka secara bijaksana. Misalnya, mereka mungkin membatasi penggunaan air dan merancang sistem pengelolaan yang efisien.
Transportasi Ramah Lingkungan: Penggunaan transportasi umum, sepeda, atau kendaraan listrik sebagai sarana utama transportasi di destinasi pariwisata adalah contoh bagus pariwisata berkelanjutan. Hal ini membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh wisatawan.
Promosi Pendidikan dan Kesadaran: Pariwisata berkelanjutan juga mencakup promosi pendidikan dan kesadaran tentang isu-isu lingkungan dan sosial. Destinasi tersebut mungkin memiliki program pendidikan atau pusat informasi yang menyediakan informasi kepada wisatawan tentang keberlanjutan.
Sertifikasi Berkelanjutan: Beberapa destinasi atau bisnis pariwisata mendapatkan sertifikasi berkelanjutan dari badan-badan seperti Green Globe atau EarthCheck. Ini menunjukkan komitmen mereka terhadap praktik berkelanjutan.
Konservasi Satwa Liar: Destinasi yang melindungi dan melestarikan satwa liar, seperti penyu, harimau, atau spesies lain, merupakan contoh kuat pariwisata berkelanjutan. Mereka bisa memiliki program konservasi atau taman-taman alam yang mendukung pelestarian satwa liar.
Penggunaan Teknologi Hijau: Penggunaan teknologi hijau, seperti sistem manajemen energi cerdas atau penggunaan material ramah lingkungan dalam pembangunan adalah bagian dari praktik berkelanjutan di sektor perhotelan.