Indonesia memiliki visi besar untuk mencapai Indonesia Emas 2045, sebuah masa di mana negara ini diharapkan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia.
ESG Indonesia – Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin menjadi perhatian utama di berbagai sektor, terutama dalam mewujudkan agenda pembangunan berkelanjutan. Indonesia memiliki visi besar untuk mencapai Indonesia Emas 2045, sebuah masa di mana negara ini diharapkan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia. Dalam konteks ini, ESG dipandang sebagai kunci transformasi hijau yang dapat mengarahkan pembangunan Indonesia menuju keberlanjutan.
Namun, sejauh mana penerapan ESG dapat menjadi katalis utama dalam transformasi hijau tersebut? ESG Indonesia akan menjelaskan secara detail relevansi ESG dengan visi Indonesia Emas 2045 berdasarkan riset dan pendapat dari para ahli.
ESG dan Transformasi Hijau: Hubungan yang Tidak Terpisahkan
Transformasi hijau adalah proses perubahan struktur ekonomi dan sosial menuju model yang lebih berkelanjutan, dengan mengutamakan efisiensi energi, perlindungan lingkungan, serta keadilan sosial. Dalam hal ini, ESG menjadi kerangka kerja penting. ESG mencakup tiga pilar utama:
1. Environmental
Fokus pada mitigasi perubahan iklim, pengelolaan sumber daya alam, dan perlindungan biodiversitas.
2. Social
Mengedepankan kesejahteraan masyarakat, hak asasi manusia, dan pengembangan komunitas.
3. Governance
Mengatur tata kelola yang transparan, akuntabel, dan etis.
Mengapa ESG Penting untuk Indonesia Emas 2045?
1. Menarik Investasi Berkelanjutan
Penerapan ESG dapat menarik lebih banyak investor, terutama dari luar negeri, yang kini lebih memilih portofolio berkelanjutan. Laporan dari World Economic Forum (2023) menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan praktik ESG memiliki daya tarik investasi yang lebih tinggi hingga 20%.
2. Meningkatkan Daya Saing Global
Indonesia perlu mengintegrasikan ESG untuk meningkatkan daya saing produknya di pasar global. Misalnya, ekspor kelapa sawit yang menerapkan prinsip keberlanjutan lebih diterima di pasar internasional. Hal ini sejalan dengan peraturan di Uni Eropa yang mewajibkan produk berbasis minyak sawit memiliki sertifikasi keberlanjutan.
3. Mengatasi Krisis Lingkungan
Dengan risiko bencana alam yang tinggi, seperti banjir, kebakaran hutan, dan penurunan kualitas udara, Indonesia harus beralih ke pembangunan hijau. ESG memastikan bahwa pembangunan ekonomi tidak mengorbankan kelestarian lingkungan.
Tantangan Implementasi ESG di Indonesia
Meskipun ESG memiliki potensi besar, implementasinya di Indonesia tidak tanpa tantangan. Beberapa kendala utama adalah:
a. Kesadaran dan Komitmen Perusahaan
Banyak perusahaan masih melihat ESG sebagai beban tambahan, bukan sebagai investasi jangka panjang.
b. Kerangka Regulasi
Meski pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait ESG, seperti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51/2017, implementasinya masih belum merata.
c. Kurangnya Edukasi Masyarakat
ESG tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau perusahaan, tetapi juga masyarakat. Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap peran mereka dalam keberlanjutan masih rendah.
Langkah Strategis untuk Mengintegrasikan ESG
1. Penguatan Kebijakan
Pemerintah perlu memperkuat kebijakan yang mendorong implementasi ESG. Misalnya, memberikan insentif pajak kepada perusahaan yang menjalankan proyek berbasis ESG.
2. Kolaborasi Antar Sektor
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat adalah kunci. Salah satu contoh sukses adalah program Green Sukuk yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai proyek hijau.
3. Digitalisasi untuk ESG
Teknologi dapat membantu perusahaan mengukur dan mempublikasikan kinerja ESG mereka. Platform digital seperti ESG Dashboard dapat digunakan untuk memonitor dampak lingkungan dan sosial perusahaan.
Menurut Ir. Bambang Susilo, Kepala Divisi Energi Terbarukan Kementerian ESDM, “Penerapan ESG bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan. Jika kita ingin mencapai Indonesia Emas 2045, setiap sektor harus berkontribusi melalui transformasi hijau.”
ESG memainkan peran sentral dalam mewujudkan transformasi hijau yang diperlukan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dengan mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam semua sektor ekonomi dan sosial, Indonesia dapat menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan ketidakstabilan ekonomi dengan lebih percaya diri.
Namun, untuk merealisasikan potensi ini, dibutuhkan komitmen bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Hanya dengan langkah kolektif, ESG dapat benar-benar menjadi kunci transformasi hijau menuju masa depan yang berkelanjutan.