Transisi Energi Butuh Kolaborasi
ESG Indonesia – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) proaktif mendorong industri manufaktur untuk mendukung penumbuhan dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Ini upaya memitigasi perubahan iklim global, serta untuk memenuhi kebutuhan energi dan alternatif pengganti energi fosil dan batu bara.
Upaya transisi energi ini membutuhkan kolaborasi di antara pemangku kepentingan. Tujuannya, memberikan dampak positif yang signifikan dan mengakselerasi tujuan strategis tersebut.
“Ini memerlukan kolaborasi yang baik, maka kita selenggarakan forum sinergi ini. Bagi pelaku industri, renewable energy bukan dipandang sebagai cost, tetapi menjadi sebuah investasi ke depan, untuk masuk ke pasar-pasar luar negeri,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier pada Forum Sinergi Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2024 di Semarang, Jawa Tengah, dikutip Sabtu.
Perlu kebijakan konkret secara ofensif untuk mengurangi penggunaan sumber energi konvensional dan menggeser perilaku masyarakat kepada sumber EBT.
“Jadi, tidak defensive lagi. Kita perlu mengenalkan berbagai produk-produk industrinya, termasuk ke kancah internasional,” tuturnya.
Taufiek Bawazier mengatakan, melalui forum tersebut diharapkan para peserta bisa mengetahui negara-negara mana saja yang sudah memberlakukan konsep green energy sebagai acuan dan tujuan pasar produk industri dari Indonesia.
“Memang penting untuk kita pelajari hal ini, sehingga dari forum sinergi ini akan tercipta sebuah formulasi kebijakan yang tepat untuk ke depan,” katanya.
Pada bagian lain, Taufiek Bawazier mengaku optimistis, sektor ILMATE dapat ikut berkontribusi besar dalam mendukung penumbuhan EBT di Indonesia. Apalagi, kinerja sektor ILMATE selama tiga tahun belakangan ini mampu tumbuh dua digit, melampaui pertumbuhan ekonomi.
Itu berarti sektor ILMATE menjadi jantung bagi pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong produk-produk ILMATE harus bisa diproduksi di dalam negeri untuk membangun ekosistem industri yang kuat di Indonesia.