Minggu, 13 Okt 2024

Terbesar di Asia Tenggara, PLTS Cirata Dukung Industri Energi Hijau

PLTS Cirata merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

ESG Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Kepala negara mengatakan, keberadaan PLTS sebagian besar dimanfaatkan untuk mendukung keperluan industri energi hijau.

Jokowi berharap pembangunan energi baru terbarukan (EBT) di Tanah air akan terus tumbuh secara konsisten.

“Memang permintaan untuk yang green energy untuk industri itu yang paling banyak karena semuanya pengin mendapatkan produk-produk premium dari green energy,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat meresmikan PLTS Terapung Cirata di Purwakarta, Kamis (9/11/2023).

“Kita harapkan akan makin banyak energi baru terbarukan yang dibangun di negara kita Indonesia, baik itu tenaga surya, hidropower, geotermal, tenaga angin. Saya kira kalau terus secara konsisten kita laksanakan seperti ini akan sangat baik,” harapnya.

Lebih lanjut, mantan Wali Kota Solo itu menuturkan bahwa terdapat sejumlah investor asing lainnya yang tertarik untuk berinvestasi dalam pembangunan EBT di Tanah Air. Namun, Presiden menginginkan pembangunan tersebut dilakukan secara bertahap.

“Kalau (investor asing) yang antre banyak, tapi kita inginkan satu-satu, satu selesai bisa ditingkatkan lagi tidak semua kita terima. Tapi kita yang kedua ini mungkin agak gede lagi hidropower tapi memang belum final,” tuturnya.

PLTS energi bersih SIG
Ilustrasi energi terbarukan. (pixabay)

PLTS Cirata Terbesar di Asia Tenggara 

Jokowi menyebut PLTS Cirata termasuk dalam salah satu PLTS terbesar di kawasan Asia Tenggara bahkan dunia. pembangunan PLTS tersebut, kata Jokowi, merupakan hasil kerja sama antarkementerian bersama PLN, serta kolaborasi dengan perusahaan dari Persatuan Emirat Arab (PEA).

“Hari ini merupakan hari yang bersejarah karena mimpi besar kita untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dalam skala besar akhirnya bisa terlaksana,” pungkasnya.

PLTS Terapung Cirata yang berada di atas Waduk Cirata ini memiliki kapasitas 192 megawatt peak (MWp). Selain PLTS, di kawasan waduk ini juga telah ada pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 1.000 megawatt.

“Ke depan kalau dimaksimalkan bisa menambah kurang lebih 1.000 megawatt peak. Jadi nanti tenaga airnya bisa untuk energi hijau juga,” tambahnya.

Melalui teknologi yang telah ada, Presiden meyakini seluruh potensi energi baru terbarukan di Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik.

“Saya ingin nantinya seluruh potensi energi baru terbarukan yang ada di Indonesia bisa kita manfaatkan dan saya yakin pasti bisa karena sekarang teknologinya sudah ada, misalnya di pembangkit surya ini juga ada pembangkit angin,” lanjutnya.

Presiden menyadari dalam prosesnya nanti banyak tantangan yang akan dihadapi, misalnya dari segi cuaca ataupun lokasi potensi energi baru terbarukan yang jauh dari pusat perekonomian. Namun demikian, pihaknya optimistis tantangan tersebut akan dapat diatasi dengan sejumlah solusi taktis.

“Tantangan lokasi potensi energi baru terbarukan yang jauh dari pusat, kebutuhan listrik juga bisa kita atasi. Kita bisa bangun solusinya dengan transmission line yang nantinya setiap potensi EBT di Sumatera, di Kalimantan dan Sulawesi bisa kita salurkan ke pusat-pusat ekonomi,” ucapnya.

PLTS energi bersih
Ilustrasi energi terbarukan. (pixabay)

Energi Bersih 

Di sisi lain, peresmian PLTS Cirata akan menjadi momentum bagi Pemerintah dan PLN dalam mendukung penggunaan energi bersih di Indonesia. Dengan kapasitas yang masif untuk skala proyek pembangkit listrik tenaga surya, PLTS Cirata akan memberikan kontribusi penambahan bauran EBT sebagai wujud komitmen kepedulian negara terhadap lingkungan.

PLTS Cirata ini juga akan membantu masyarakat mendapatkan pasokan listrik yang lebih hijau. Bahkan membuka kesempatan kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan energi hijau baik dengan Renewable Energy Certificate (REC) maupun perdagangan karbon.

Pajak Karbon , Perdagangan Karbon
Ilustrasi emisi karbon. (pixabay)

Seperti diketahui, pemerintah berkomitmen melaksanakan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060. Hal tersebut sesuai Peraturan Presiden No 112/2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Secara tidak langsung, PLTS ini juga merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan. Di mana PLTS Cirata ini akan dapat memberikan kontribusi terhadap NZE sebesar 245 GWh/Tahun Energi Hijau dan 214.000 Ton reduksi CO2/Tahun. Sehingga proyek ini diharapkan akan berkontribusi pada ketahanan energi dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia.