Dalam menekan emisi karbon, upaya yang dilakukan Pertamina juga selaras dengan prinsip-prinsip ESG.
ESG Indonesia – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III), mengumumkan kemitraan strategis dalam proyek komersialisasi kredit karbon. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kontribusi terhadap upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Perjanjian kerja sama ditandatangani oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, Fadli Rahman dan Wakil Direktur Utama PTPN III, Denaldy Mulino Mauna.
Kerja sama ini berfokus pada komersialisasi kredit karbon dari Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei. PLTBg merupakan salah satu pembangkit Listrik dengan energi terbarukan yang dapat dihitung kredit karbonnya dari dua sisi, yaitu dari pembangkitan energi bersihnya serta dari tangkapan gas metana yang tak terlepas ke atmosfir.
“Pertamina NRE dan PTPN III telah menjalin kerja sama strategis sejak 2019 dengan membangun PLTBg Sei Mangkei. Kami melanjutkan kerja sama strategis ini ke tingkatan lebih tinggi melalui komersialisasi kredit karbon dari PLTBg Sei Mangkei,”ungkap Fadli
“Ini merupakan bentuk konsistensi kedua pihak dalam menunjukkan komitmen transisi energi menujunet zero emission 2060,” sambungnya.
Proses pembangkitan PLTBg memanfaatkan limbahPalm Oil Mill Effluent(POME) dari pabrik kelapa sawit milik PTPN III yang diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Limbah POME tersebut ditampung di kolam penampung yang tertutup (covered lagoon) sehingga tidak menimbulkan emisi karena gas metana yang dihasilkan Limbah POME tidak terlepas ke atmosfir.
Selanjutnya gas metana tersebut lalu diproses untuk menghasilkan energi listrik dengan kapasitas 2,4MW. Estimasi awal kredit karbon yang dapat dihasilkan dari proyek ini adalah 15 ribu sampai dengan 25 ribu ton CO2 per tahun.
“Sektor Perkebunan yang berkelanjutan memainkan peran penting dalam pelestarian lingkungan. Kolaborasi ini memberi kami peluang untuk mengoptimalkan manfaat lingkungan dari kegiatan kami, sekaligus membuka pintu bagi diversifikasi pendapatan melalui kredit karbon,” kata Denaldy Mulino.
Kesepakatan ini juga mencakup kerja sama dalam kajian dan pengembangan inovasi dan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dalam operasi keduanya. Serta implementasi proyek dan potensi lain yang dapat menghasilkan kredit karbon juga menjadi bagian dari kesepakatan ini.
Komitmen Pertamina MendukungNet Zero Emission
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, selaras dengan pemerintah, Pertamina juga memiliki aspirasi untuk mencapainet zero emissionselambat-lambatnya tahun 2060.
Aspirasi ini dicapai melalui tiga inisiatif strategis, yaitudekarbonisasipada aktivitas operasi eksisting, membangun bisnis rendah karbon, dancarbon offset.
“Pertamina berkomitmen untuk melakukan dekarbonisasi di seluruh lini bisnisnya, termasuk juga dalam hal ini bekerja sama dengan mitra, untuk mewujudkan targetNet Zero Emission,” ujar Fadjar.
Pertamina NRE menjadi anak usaha Pertamina yang terdepan dalam merealisasikan aspirasi tersebut, di mana fokus bisnisnya mencakup solusi rendah karbon (low carbon solution), energi terbarukan, dan pengembangan bisnis hijau.
Sejalan juga dengan komitmennya mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals), Pertamina NRE secara proaktif mengimplementasikan aspekenvironment, social, and governance(ESG).
Bahkan, Pertamina NRE baru saja mendapatkan nilai ESG sebesar 13 dari Sustainalytics, lembaga pemeringkat ESG global, atau tergolong risiko rendah (low risk).
Artinya, risiko bisnis yang dijalankan Pertamina NRE relatif rendah dikarenakan pengelolaan ESG yang baik. Nilai ini menempatkan Pertamina NRE terbaik ketiga di dunia di sektorindependentpower producer and traders(IPP &traders).