Serapan Subsidi Motor Listrik Hanya 5,7%, Masih Jauh dari Target
ESG Indonesia – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan serapan program subsidi atau bantuan pembelian motor listrik pada 2023 mencapai 11.532 unit dari target 200 ribu unit atau 5,7 persen.
Agus menyebutkan, serapan subsidi tersebut hanya mencapai Rp 78 miliar dari kuota yang ditargetkan mencapai Rp 1,4 triliun.
Menurut Agus, salah satu penyebab rendahnya serapan program bantuan motor listrik yakni kemampuan baterai kendaraan termasuk lama waktu pengisian. Padahal baterai merupakan salah satu komponen penting bagi konsumen mobil dan motor listrik.
“Baterainya harus bisa memiliki durasi yang lama, yang panjang, baterainya harus bisa mudah di-charge. Charge-nya juga kalau untuk mobil harus cepat, kalau charge 3-4 jam itu dianggap lama,” ujarnya, Rabu (3/1).
Oleh karenanya, baterai menjadi kunci keberhasilan program kendaraan listrik. Teknologi akan bisa membuat pengisian daya kendaraan listrik mobil lebih cepat.
Agus mengatakan, dirinya telah melakukan komunikasi dengan produsen guna mendorong adanya standarisasi baterai kendaraan listrik. Menurutnya, hal itu diperlukan untuk menciptakan level persaingan yang adil di industri tersebut.
“Ini momentum yang paling baik bagi pemerintah untuk bisa mendorong kebijakan itu. Karena akhirnya saya melihat bahwa produsen motor listrik dan produsen baterai itu sekarang pada level playing field yang sama, level berpikirnya yang sama sehingga standardisasi daya baterai itu menjadi sangat penting,” jelasnya.