Potensi Energi Bersih Indonesia Baru Dimanfaatkan 0,3%
ESG Indonesia – Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan energi bersih terbarukan yang variatif. Cadangan panas bumi Indonesia, potensinya sangat besar. 40% potensi geothermal dunia ada di Indonesia.
Tak hanya panas bumi, ada juga energi bersih terbarukan lain yang telah dimanfaatkan, yakni tenaga surya dan hidro, walau masih terbatas. Direktur Eksekutif Traction Energy Asia Tommy Pratama menyebut, secara total potensi energi bersih yang Indonesia miliki adalah sebesar 3.687 gigawatt (GW).
Namun yang baru dimanfaatkan hanya mencapai 12,6 GW atau hanya sebesar 0,3 persen dari total potensi yang dimiliki.
“Indonesia dengan kekayaan alam hutan yang ada, bisa menjadi pelopor dalam transisi energi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain mengurangi ketergantungan kita terhadap energi kotor, juga bisa mengelola sumber daya energi bersih untuk mempertahankan hidup orang banyak di negara kita,” ujar Tommy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (15/1).
Tommy mengungkapkan, ada enam energi bersih terbarukan di Indonesia yang bisa dioptimalkan. Pertama, geotermal atau panas bumi.
Indonesia menjadi negara kedua dalam hal kapasitas terpasang energi panas bumi, setelah Amerika Serikat. Sebagai pembangkit listrik, perkiraan sumber daya dan cadangan sebesar 28.000 megawatt (MW).
Potensi sumber daya panas bumi terkini, menurut laporan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) sekitar 25.600 MW.
Kedua, energi surya. Indonesia menjadi negara dengan serapan tenaga surya terbesar di ASEAN.Rata-rata intensitas radiasi 4,8 kWh/m2/hari setara dengan 112.000 GWp (10 kali lipat potensi Jerman).
Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Papua memiliki potensi energi surya tertinggi sebesar 5,7 kWh/m2/hari, dan Bogor di Jawa Barat terendah sebesar 2,56 kWh/ m2/hari.
PLTS sangat cocok untuk menjadi sumber listrik wilayah pedesaan yang hanya memiliki 1 MW PLTS dengan kebutuhan lahan seluas 1-2 hektare. Ketiga, energi hidro.
Sebagai pembangkit listrik, energi hidro atau tekanan air, memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan energi panas bumi. Diperkirakan mencapai sekitar 75.000 MW.
Saat ini energi hidro menjadi sumber energi terbarukan yang paling banyak dimanfaatkan di Indonesia, dengan total kapasitas terpasang sekitar 6.000 MW.
Keempat, gelombang laut. Potensi pembangkitan energi gelombang di perairan Indonesia cukup besar. Rata-rata tinggi gelombang berkisar 2-2,5 meter di Selatan Laut Jawa dan 4-5 meter di lepas pantai barat Sumatera di Samudera Hindia.
Percobaan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut-Sistem Bandulan (PLTGL-SB) horizontal (sistem pendulum) oleh Zamrisyaf (pemilik Paten No. HAKI P00200200854) mampu menghasilkan listrik sebesar 3 kW untuk penerangan bagi 20 rumah.
Kelima, aliran laut pasang surut ditanbah arus laut. Penyimpanan arus pasang surut energi hidrokinetik, dan dengan menggunakan sistem pendulum (PLTGL-SB) dapat diubah secara vertikal menjadi tenaga listrik.
Ini tergantung pada kepadatan fluida, penampang aliran, dan kecepatan aliran. Proyek pembangkit listrik swasta berbasis laut, yang disebut ‘Tidal Bridge Indonesia akan menjadi proyek PLTAL pertama di Indonesia dan terbesar di dunia, dengan potensi menghasilkan 20 MW.
Terakhir, panas laut. Indonesia mempunyai potensi terbesar di dunia, memanfaatkan energi laut dari Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC).
Penelitian tersebut dilakukan di 17 lokasi seberang Indonesia.
Mulai dari pesisir barat Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara, Bali dan Nusa Tenggara Tengah (NTT). Diperkirakan potensi energinya sekitar 41 GW.
Selain menghasilkan listrik, proses OTEC juga menghasilkan air murni akibat penguapan air laut.