Proyek ekonomi hijau dapat memitigasi perubahan iklim melalui pengelolaan dan pemanfaatan alam secara berkelanjutan.
Hutan Kalimantan merupakan salah satu paru-paru dunia karena areanya yang sangat luas dan merupakan salah satu hutan tropis terbesar di dunia Pertumbuhan pohon di hutan tropis tiga kali lebih cepat dibandingkan pohon yang ditanam di hutan non tropis. Kondisi ini menjadikan hutan tropis memiliki kemampuan penyerapan CO2 lebih efektif.
Oleh karena itu, pengembangan proyek Natured Based Solution (NEBS) diharapkan dapat memberikan banyak dampak positif, antara lain untuk pengendalian perubahan iklim, pelestarian keanekaragaman hayati, perlindungan masyarakat adat yang tinggal di area konsesi, serta untuk menjaga ketahanan pangan khususnya bagi masyarakat sekitar.
Seperti diketahui, NEBS merupakan solusi untuk memitigasi perubahan iklim melalui pengelolaan dan pemanfaatan alam secara berkelanjutan. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan mencegah ataupun mengurangi deforestasi dan melakukan reforestasi. Bahkan NEBS menjadi salah satu satu sumber untuk menghasilkan kredit karbon yang dapat diperdagangkan.
Melihat potensi yang besar itu, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menandatangani kesepakatan kerja sama pengembangan Proyek Ekonomi Hijau di Kalimantan Timur. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Gubernur Kaltim Dr. H. Isran Noor dan Direktur Utama Pertamina NRE Dannif Danusaputro di Hotel Grand Sahid Jakarta (30/9).
Maksud kesepakatan bersama ini adalah untuk menjajaki potensi kerja sama dengan tujuan mendukung transformasi ekonomi hijau di Provinsi Kalimantan Timur. Diharapkan juga dengan kerjasama ini nantinya baik Pertamina maupun Provinsi Kalimantan Timur dapat mengembangkan aspek-aspek transisi energi di Indonesia. Termasuk pengembangan NEBS dan juga akan dilakukan pengembangan energi hijau dan kegiatan berkelanjutan yang ramah lingkungan lainnya.
Pertamina NRE sebagai motor transisi energi di Indonesia, telah menyelesaikan tahapan studi kelayakan (feasibility study) atas proyek NEBS di beberapa konsesi di Kalimantan dan akan memasuki tahapan komersialisasi. Tidak hanya itu, Pertamina NRE juga semakin serius menggarap bisnis karbon dengan menjadi penyedia utama dan terbesar dalam bursa perdagangan karbon yang baru diresmikan Presiden RI Joko Widodo 26 September lalu.
“Dengan kerjasama ini, kami harapkan dapat menjadi milestone untuk proyek ekonomi hijau dan NEBS di Kalimantan Timur. Kami berharap kolaborasi Pertamina NRE dan Pemprov Kaltim menjadi kerja sama yang solid dan tahapan selanjutnya dapat kami lakukan dengan konkret,” ujar Direktur Utama Pertamina NRE Pertamina NRE, Dannif Danusaputro dalam keterangan resminya, dikutip (1/10).
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor menyambut baik kerjasama ini. “Kami berharap kerjasama ini dapat bermanfaat, baik bagi masyarakat Kalimantan Timur, maupun Indonesia secara keseluruhan” terang Isran.
Kerjasama strategis ini diharapkan dipantau dan dikawal bersama, dan diharapkan dapat untuk disegerakan pelaksanaannya karena dunia membutuhkan untuk menghadapi pemanasan global.
“Harus dimulai dari sekarang, jangan sampai terlambat dan kerjasama ini harus segera diimplementasikan dengan tindakan nyata karena potensi kita besar sebagai pemilik hutan tropis terluas” tambah Isran.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero Fadjar Djoko Santoso menyampaikan, bahwa komitmen Pertamina mendukung Net Zero Emission selaras dengan pemerintah. Aspirasi ini dicapai melalui dua inisiatif strategis, yaitu dekarbonisasi terhadap aktivitas bisnisnya dan membangun bisnis baru yang ramah lingkungan.
“Salah satu yang dilakukan Pertamina untuk merealisasikan kedua inisiatif strategis tersebut adalah dengan membentuk subholding yang fokus di bisnis transisi energi dan energi hijau, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE),” ungkap Fadjar.
Pengelolaan ESG Pertamina NRE Ketiga Terbaik
Pertamina NRE memiliki visi energizing people and planet with green energy. Untuk mencapainya, Pertamina NRE memiliki tiga pilar strategis, yaitu solusi rendah karbon (low carbon solutions), energi terbarukan, dan pengembangan bisnis baru.
Pada pilar solusi rendah karbon, inisiatif Pertamina NRE antara lain pembangkit listrik berbasis gas alam, NBS, dan konservasi energi. Sedangkan pilar energi terbarukan mencakup antara lain tenaga panas bumi, tenaga surya, tenaga biogas, tenaga angin, dan tenaga arus laut. Dan pada pilar ketiga, yaitu pengembangan bisnis baru, mencakup hidrogen bersih, ekosistem baterai dan kendaraan listrik, serta perdagangan karbon.
Pertamina NRE memiliki komitmen kuat mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals). Pertamina NRE juga baru mendapatkan nilai environment, social, and governance (ESG) sebesar 13 dari Sustainalytics, lembaga pemeringkat ESG global, atau tergolong risiko rendah (low risk). Artinya, risiko bisnis yang dijalankan Pertamina NRE relatif rendah dikarenakan pengelolaan ESG yang baik. Nilai ini menempatkan Pertamina NRE terbaik ketiga di dunia di sektor independent power producer and traders (IPP & traders).