Senin, 9 Des 2024

PLN Restorasi 308 Hektare Lahan Tandus Jadi ‘Paru-paru’ Baru di RI

Melalui restorasi lahan, PLN yakin pemulihan lingkungan mampu mengurangi dampak perubahan iklim.

ESG Indonesia – PT PLN (Persero) berkomitmen untuk menegakkan prinsip operasional yang berkelanjutan melalui pemeliharaan iklim, khususnya di wilayah sekitar unit operasional.

Hingga September 2023, PLN berhasil merestorasi 308 hektar lahan tandus menjadi hijau kembali dan menjadi paru-paru baru Indonesia.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PLN bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan lewat berbagai langkah strategis. Penanaman pohon, penanaman mangrove, serta pengelolaan sampah kota akan terus digalakkan oleh PLN ke depan.

“Kami sadar betul bahwa setiap perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. Kami tidak hanya mengolah dan mengelola sumber daya alam yang ada di bumi, namun juga mengembalikan alam bumi lewat langkah restorasi,” kata Darmawan.

ilustrasi mangrove
ilustrasi mangrove. (pixabay)

PLN telah melakukan penanaman 86.211 pohon (produktif dan mangrove) di 30 provinsi di Indonesia. Lewat langkah ini, pemulihan lingkungan mampu mengurangi dampak perubahan iklim.

“Lewat aksi restorasi ini dan tentu saja melibatkan peran aktif masyarakat agar kita semua bisa meningkatkan kualitas hidup manusia,” tegas Darmawan.

Tak hanya lahan tandus, PLN juga melakukan restorasi di sektor kelautan. PLN juga terus meningkatkan penanaman mangrove dan terumbu karang yang menjadi tanaman untuk menjaga ekosistem kelautan.

“Hingga September 2023, 66,6 Ha telah ditanami mangrove dan 1/4 hektar lahan bertambah menjadi tutupan terumbu karang dari program pelestarian flora dan fauna,” kata Darmawan.

Ilustrasi mangrove. (pixabay)
Ilustrasi mangrove. (pixabay)

Sebanyak 25 sungai di Indonesia dan 43 pantai di pesisir wilayah Indonesia mampu dipulihkan ekosistemnya. PLN melakukan berbagai program konservasi sungai dan pantai sehingga habitat flora dan fauna di dua segmen ini semakin lestari.

“Kami juga sekaligus melakukan konservasi satwa dengan total 11.161 penyu/tukik dan membantu pemeliharaan habitat Yaki di Kawasan Konservasi Yaki di Cagar Alam Gunung Dua Saudara, Kota Bitung, Sulawesi Utara,” kata Darmawan.

Upaya yang dilakukan PLN ini merupakan komitmen perseroan terhadap prinsipEnvironmental, Social and Governance (ESG). Lingkungan yang lestari mampu mendorong kesejahteraan masyarakat Indonesia.

kendaraan listrik
Ilustrasi kendaraan listrik. (pixabay)

Transisi Energi Menuju NZE 2060

Selain melestarikan lingkungan dengan upaya restorasi lahan, PLN juga menjadi yang terdepan dalam akselerasi penggunaan kendaraan listrik atauelectric vehicle(EV) bagi operasional perusahaan di Indonesia.

Langkah tersebut dilakukan dalam mendukung Instruksi Presiden RI No 7 tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) Sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Pasalnya, transformasi menggunakan kendaraan listrik berkontribusi besar dalam upaya mendukung transisi energi menuju Net Zero Emissions(NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Sebab 1 liter kendaraan bahan bakar minyak (BBM) menghasilkan emisi karbon sebesar 2.4 Kilogram (Kg) CO2e. Secara ekuivalen 1 liter BBM sama dengan 1.5 Kwh. Jika dibandingkan dengan listrik, maka emisinya hanya mencapai 1.3 Kg CO2e. Artinya, dengan beralih menggunakan kendaraan listrik maka secara otomatis telah membantu menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK) hampir 50 persen.

Selain mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), transisi ke kendaraan listrik juga sejalan dengan upaya kemandirian energi secara nasional. Saat ini, BBM sebagian besar diperoleh dengan cara mengimpor. Berbeda dengan energi listrik yang 100 persen diperoleh dan dikelola secara mandiri.

Dalam mendukung penuh NZE 2060, PLN juga tengah menggencarkan pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia dengan membangun rancangan kelistrikan paling hijau dalam sejarah yakni penambahan 52 persen pembangkit dari EBT. Tak cukup sampai disitu, PLN juga akan mengakselerasi penambahan pembangkit energi terbarukan secara agresif hingga 75 persen berbasis air, angin, matahari, panas bumi dan ombak.