Minggu, 8 Des 2024

PLN Dapat Dana Hibah dari AS untuk Studi Pengembangan Mini-Grid EBT

Selain dorong EBT, Dana hibah dari Amerika Serikat (AS) juga turut mempercepat transisi energi di Indonesia.

ESG Indonesia – Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency (USTDA) memberikan dana hibah senilai USD 1 juta kepadaPLN.

Dana hibah tersebut diberikan guna mendukung studi kelayakan terhadap pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan (EBT). Diketahui EBT saat ini sedang dijalankan PLN di lima daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) di wilayah Indonesia Timur.

Kolaborasi ini ditandai dengan pertukaran dokumen Grant Agreement “The Indonesia Net Zero World Renewable Energy Mini-Grid”. Yang mana dokumen tersebut telah ditandatangani oleh USTDA dan PLN sebagai simbol komitmen bersama di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (12/2/2024).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa kolaborasi bersama AS dan kemitraan sangat penting untuk memajukan transisi energi di Indonesia.

Pajak Karbon , Perdagangan Karbon Dekarbonisasi Teknologi Tangkap Karbon Pertamina Sektor Energi Emisi Carbon Capture and Storage emisi gas rumah kaca emisi SCI uni eropa
Ilustrasi emisi karbon. (pixabay)

Hal ini dalam rangka mendukung langkah Pemerintah Indonesia yang telah mengumumkan target Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060.

“Kolaborasi (bersama AS) sangat penting untuk mempercepat transisi energi di Indonesia. Kemitraan ini tentu saja sejalan tujuan PLN untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dalam rangka mewujudkan Net Zero Emissions,” kata Darmawan.

Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly menyampaikan bahwa dana hibah sebesar sekitar USD 1 juta dari USTDA itu, akan digunakan untuk membiayai layanan jasa yang diperlukan sehubungan dengan persiapan studi kelayakan teknis dan ekonomi proyek mini-grid EBT Indonesia di wilayah 3T Indonesia Timur.

Prinsip ESG listrik hijau Desa Mandiri Energi transisi energi komitmen Italia
Ilustrasi dana hibah untuk energi terbarukan. (pixabay)

Kegiatan ini mencakup desain solusi teknik yang terperinci, evaluasi dampak ekonomi, lingkungan, hingga dampak lain dari pembangkit listrik EBT ketika dijalankan. Studi ini juga penting untuk menganalisis dan mendukung implementasi PLN dalam mempersiapkan proyek EBT di wilayah 3T di kemudian hari.

”Lewat kolaborasi ini kita ingin meningkatkan akses kelistrikan di lima wilayah 3T menjadi 24 jam lewat dukungan energi hijau. Saya harap kolaborasi ini menjadi langkah awal yang bisa membawa pengaruh besar bagi masyarakat Indonesia,” tutur Sinthya.

Sinthya melanjutkan bersama USTDA, PLN akan mengembangkan pembangkit hibrida dengan mengkolaborasikan antara Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) existing dan Solar PV serta battery storage di lima lokasi 3T potensial di Indonesia Timur.

”Kami berkomitmen menjalankan roadmap transisi energi berdasarkan trilema energy, yaitu energy security, energy equity, environmental sustainability,” ujar Sinthya

“Lewat studi dan pengembangan yang berkualitas kami optimis pendistribusian EBT dapat dilakukan dengan adil, terjangkau, dan dapat diterima masyarakat secara andal serta berkualitas,” sambungnya.

Natal
Ilustrasi energi listrik (Pexels)

Direktur USTDA Enoh T. Ebong menyampaikan, kolaborasi pengembangan EBT dengan PLN ini telah sejalan dengan visi global USTDA dalam mendorong pertumbuhan keberlanjutan di negara berkembang. Pihaknya melihat, transformasi penggunaan EBT akan berimplikasi terhadap mitigasi krisis iklim, khususnya lewat penyediaan akses kelistrikan yang dapat diandalkan.

”Kemitraan kami dengan PLN menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk mendukung transisi energi Indonesia dan ambisi pembangunan ekonomi jangka panjang bagi Indonesia,” ujar jelas Enoh T. Ebong.

“Dengan menawarkan sumber daya teknis dan teknologi yang tersedia, kami melihat peluang besar untuk memperluas akses energi ramah lingkungan di seluruh Indonesia,” lanjutnya, terkait tujuan pemberian dana hibah.

Serbia EBT energi bersih pemerintah finlandia teknolog bersih uni eropa
Ilustrasi energi terbarukan (Pexels)

The Charge d’Affaires ad interim U.S. Embassy Indonesia, Michael F. Kleine menambahkan, bantuan dana hibah USTDA sejalan dengan hasil pertemuan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden tahun lalu.

Pertemuan tersebut terkait dengan upaya meningkatkan hubungan bilateral antar kedua Negara. Salah satunya melalui kerja sama energi bersih.

”Oleh karena itu, kami di Kedutaan Besar AS sangat bersemangat dengan proyek ini, melalui kolaborasi inovasi dan perdagangan, dengan tujuan yang sama. Kita akan mencapai tujuan yang kita inginkan dan sekali lagi menjadikan tahun ini bukan hanya tahun kemakmuran, tetapi juga energi bersih,” tutup Michael.