Proyek PLTS Terapung terbesar se-Asia Tenggara ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan.
ESG Indonesia – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif direncanakan dalam waktu dekat akan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
PLTS ini adalah salah satu contoh proyek energi terbarukan yang penting di Indonesia, karena mencerminkan pergeseran menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan masalah lingkungan.
Dibangun di Waduk Cirata yang terletak di tiga kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. PLTS Terapung Cirata tak hanya memiliki area yang luas tapi juga dilengkapi berbagai teknologi canggih untuk memberikan manfaat besar bagi Indonesia.
PLTS Terapung Cirata dibangun di areal seluas sekitar 250 hektar. Pembangkit ini berada di atas Waduk Cirata yang memiliki luas kurang-lebih 6.200 hektar, dengan lebih dari 340.000 panel surya. Kapasitas listrik sebesar itu diperkirakan dapat mengaliri listrik ke lebih dari 50.000 rumah di wilayah Indonesia.
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dimiliki oleh PLN Nusantara Power dan menjadi etalase percepatan transisi energi dalam mendukung pencapaian PT PLN (Persero) menuju Net Zero Emission (NZE) dan Green RUPTL.
PLTS tersebut akan dapat memberikan kontribusi terhadap NZE sebesar 245 GWh/Tahun Energi Hijau dan 214.000 Ton reduksi CO2/Tahun.
“Proyek PLTS Terapung terbesar se-Asia Tenggara ini akan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada besok pagi, Kamis (9/11),” ujar Pelaksana Harian (Plh) Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Endang Sutisna di Jakarta, Rabu (8/11).
Seperti diketahui, Pemerintah berkomitmen melaksanakan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) dengan target 2060. Hal tersebut sesuai Peraturan Presiden No 112/2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
Menurutnya, ini adalah bagian dari upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan. Masdar, dengan pengalaman dan sumber daya keuangan yang besar, menjadi salah satu pihak yang mendukung pengembangan proyek PLTS Cirata yang diharapkan akan berkontribusi pada ketahanan energi dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia.
Peresmian tersebut, menurut Endang, dapat menjadi momentum bagi Pemerintah dan PLN dalam mendukung penggunaan energi bersih di Indonesia. Dengan kapasitas yang masif untuk skala proyek pembangkit listrik tenaga surya, PLTS apung Cirata akan memberikan kontribusi penambahan bauran EBT sebagai wujud komitmen kepedulian negara terhadap lingkungan.
“Selain itu, tarif PLTS Terapung Cirata yang sangat kompetitif aman, menurunkan BPP dan membuat PLN lebih mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap subsisdi/ kompensasi,” lanjutnya.
PLTS Terapung Cirata juga membantu masyarakat mendapatkan pasokan listrik yang lebih hijau. Bahkan membuka kesempatan kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan energi hijau baik dengan Renewable Energy Certificate (REC) maupun perdagangan karbon.
Selain itu, PLTS Terapung Cirata juga merupakan skala utilitas pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara yang memiliki kapasitas 145 MW Ac atau setara 192 MWp, menempati area waduk seluas 200 hektar, dan memiliki tarif kompetitif USD 5,8 cent/kWh. Dalam pembangunannya melibatkan komunitas lokal sebanyak kurang lebih 1.400 pekerja dari komunitas lokal sekitar proyek dan UMKM.
Pembangunan proyek ini didasarkan pada kolaborasi joint investment, hubungan bilateral, dan kemitraan yang sukses baik G2G maupun B2B untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan hijau dengan sharing risiko.
Proyek ini juga didukung lender terkemuka. Kerja sama dilakukan dengan Masdar yang merupakan worldwide renewable company, didukung oleh 3 Reputable Lenders (Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale, dan Standard Chartered Bank). Proyek ini juga meningkatkan Foreign Direct Investment di Indonesia senilai USD143 juta.
Pencapaian High Technology Floating PV dengan inovasi mengatasi kedalaman waduk menantang 80-100 meter, kemiringan 5-20 derajat, variasi level elevasi air waduk hingga 15 meter, dan penggunaan special design untuk anchoring dan mooring dengan dasar waduk yang berlumpur.