Lemigas klaim penggunaan gas bumi saat ini telah menghemat subsidi LPG senilai Rp1,6 triliun dan penghematan devisa sekitar US$ 140 juta.
ESG Indonesia – Pemerintah terus mendorong pemanfaatan gas bumi melalui berbagai program misalnya, jaringan gas kota (Jargas) dan juga Compressed Natural Gas (CNG). Pengoptimalan pemanfaatan gas gumi dalam negeri diyakini selain akan mendekatkan akses energi kepada masyarakat juga berpotensi mengurangi subsidi dan impor Liquified Petroleum Gas (LPG).
“Jargas yang telah terpasang saat ini sekitar 900 ribu sambungan rumah. Jika jumlah Jargas tersebut diasumsikan menggantikan LPG 3 kg, maka setara dengan penghematan subsidi LPG sekitar Rp1,6 triliun dan penghematan devisa sekitar US$ 140 juta”, ungkap Kepala Lemigas Direktorat Jenderal Migas Ariana Soemanto di Jakarta, dikutip (14/2/2024).
Selain itu, berdasarkan kalkulasi Lemigas terdapat penurunan emisi dari penggunaan gas dalam bentuk gas pipa serta CNG dibandingkan penggunaan LPG. Ini tentu makin menguatkan posisi gas sebagai pilihan utama di era transisi energi.
“Yang juga penting bahwa pemanfaatan gas bumi tersebut (jargas) akan menurunkan emisi sekitar 12% dibanding LPG. Sedangkan di sektor industri, pemanfaatan gas bumi (compressed natural gas/CNG) yang umumnya mensubstitusi solar, akan menurunkan emisi sekitar 23%”, ujar Ariana.
Saat ini pemerintah mencatat realiasasi pemanfaatan gas bumi untuk dalam negeri tahun 2023 mencapai 68,2% dan sisanya untuk ekspor. Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, menyatakan pemerintah berkomitmen agar konsumen gas di dalam negeri bisa terus meningkat.
Berdasarkan data realisasi tahun 2023, pemanfaatan gas bumi untuk dalam negeri sebesar 3.745 MMscfd (juta kaki kubik per hari) atau 68,2%. Pemanfaatan gas bumi dalam negeri tersebut mayoritas dialokasikan untuk sektor industri sebesar 1.516 MMscfd. Sedangkan untuk Jargas sekitar 16 MMscfd. Saat ini jargas yang telah terpasang untuk sekitar 900 ribu sambungan rumah (SR), dan akan terus diperluas kedepan.
“Pemanfaatan gas dalam negeri saat ini sudah mencapai 68,2%. Jadi 2/3-nya untuk dalam negeri. Terutama untuk kebutuhan industri,” ujar Tutuka beberapa waktu yang lalu.
Lemigas Dorong Implementasi CCS
Sebagai informasi, selain mendorong penggunaan gas bumi dalam mengejar target Net Zero Emission (NZE) Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas juga ikut ambil bagian dalam upaya implementasi teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture and Utilization Storage (CCUS) di Indonesia.
Berbagai studi terkait terus dilakukan Lemigas bekerjasama sama dengan industri perminyakan baik dari dalam maupun luar negeri seperti Pertamina dan Shell untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki.
“Lemigas dengan kemampuan laboratorium dan para ahli yang dimiliki, sejak tahun 2003 telah melakukan berbagai studi terkait CCS/CCUS bekerja sama dengan Beberapa pihak juga sudah diajak bekerjasama seperti Pertamina, Mitsubishi, Shell, Total, Japex, ITB serta ada juga lembaga pembiayaan seperti ADB dan World Bank,”ujar Kepala Lemigas Ariana Soemanto, menyatakan, Senin (12/2/2024).