OJK menyebut PLTU batu bara yang berada dalam proses transisi energi dan akan dipensiunkan dini termasuk dalam kelompok yang dapat diberikan pembiayaan berkelanjutan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah merevisi atau melakukan penyesuaian kembali terhadap Taksonomi Hijau Indonesia (THI) yang telah diterbitkan sebelumnya. Salah satu yang direvisi yaitu kemungkinan masuknya pembangkitan listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dalam pembiayaan berkelanjutan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan revisi tersebut dikaitkan juga dengan berbagai perkembangan yang terjadi di kawasan maupun internasional, seperti updating dan penyesuaian dari Asean Taxonomy for Sustainable Finance versi 2. Taksonomi Asean sendiri merupakan panduan yang dirancang untuk memungkinkan transisi yang adil menuju adopsi keuangan berkelanjutan oleh negara anggota ASEAN.
Mahendra menjelaskan bahwa dalam aturan terbaru ASEAN, PLTU batu bara yang berada dalam proses transisi energi dan akan dipensiunkan dini termasuk dalam kelompok yang dapat diberikan pembiayaan berkelanjutan.
“Dalam kata lain, masuk dalam kategori hijau apabila PLTU batu bara tersebut dalam proses transisi energi. Ini merupakan yang pertama kali disetujui oleh suatu organisasi regional ataupun internasional,” pungkasnya dalam konferensi pers Hasil RDK Bulanan OJK, yang disiarkan secara daring pada (5/9/2023).
Menurutnya, di negara atau forum lain biasanya proses untuk transisi energi itu apabila pengakhiran dini atau percepatan dari pengakhiran PLTU batu bara umumnya dikaitkan dengan pembangunan pembangkit listrik energi baru atau terbarukan.
“Dalam konteks itulah,ASEAN Taxonomy Board on Sustainable Financetelah menyetujui atau mensahkan bahwa secara terpisah pengakhiran dini dari pembangkit listrik tenaga batu bara itu bisa dianggap hijau, sekalipun tidak dikaitkan dengan pembangunan konstruksi untuk energi baru terbarukan,” ujar Mahendra.
Namun pihaknya menyebut akan mengkaji lebih dalam terkait energi yang berasal dari PLTU batu bara digunakan untuk memproduksi di industri berbasis hijau dan berkelanjutan, seperti membuat pabrik baterai bagi kendaraan listrik. Dirinya masih mempelajari apakah energi yang dipakai untuk produksi bateraielectric vehicleatau membuat kendaraan listrik bisa dikategorikan hijau atau tidak.