Reksadana berbasis ESG memiliki portofolio yang terdiri dari efek-efek saham dan/atau obligasi berbagai perusahaan yang telah memenuhi kriteria ESG dalam menjalankan kegiatan operasional bisnis dan investasinya.
ESG Indonesia – PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) melihat peluang menarik berinvestasi reksadana Environmental Social Governance (ESG). Dengan membeli reksadana ESG, maka investor tidak hanya berinvestasi, namun turut peduli aspek lingkungan.
Seperti diketahui, reksadana berbasis ESG memiliki portofolio yang terdiri dari efek-efek saham dan/atau obligasi berbagai perusahaan yang telah memenuhi kriteria ESG dalam menjalankan kegiatan operasional bisnis dan investasinya.
Kriteria dari sisi lingkungan, reksa dana tersebut memperhatikan dampak dari operasional perusahaan terhadap lingkungan. Dari aspek sosial, yang diperhatikan adalah hubungan perusahaan dengan para stakeholders, yaitu karyawan, konsumen, pemasok, dan masyarakat. Sedangkan tata kelola yang baik meliputi manajemen perusahaan yang efektif.
Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Dimas Ardhinugraha mengatakan, bagi investor yang memiliki kepedulian mengatasi perubahan iklim dan ingin mengambil peran dalam membangun dunia yang lebih baik dan berkelanjutan, berinvestasi di reksadana ESG tentunya dapat membantu menyelaraskan antara tujuan finansial dengan nilai-nilai pribadinya.
“Kami percaya integrasi analisa ESG akan memberi nilai tambah bagi portofolio untuk mengidentifikasi risiko dan peluang sehingga dapat mendukung kinerja jangka panjang,” ungkap Dimas dalam keterangan persnya, Selasa (10/9).
Baca Juga: Kondisi Pasar Lebih Baik, Manajer Investasi Yakin Dana Kelolaan Reksadana Meningkat
Dimas menyebutkan, integrasi analisa ESG dapat mengidentifikasi risiko yang timbul dari perspektif lingkungan, sosial, dan tata kelola terhadap bisnis perusahaan sehingga menjadi faktor pertimbangan dalam keputusan investasi.
Analisa ESG juga dapat mengidentifikasi kapabilitas perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan dunia, sehingga keberlanjutan perusahaan tetap terjaga di tengah kondisi dunia yang dinamis.
Adapun data investasi terbaru dari BloombergNEF pada laporan Renewable Energy Investment Tracker menunjukkan investasi baru secara global dalam energi terbarukan melonjak menjadi US$ 358 miliar dalam enam bulan pertama di tahun 2023.
Terjadi peningkatan sebesar 22% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, dengan tenaga surya menjadi pendorong utama hasil yang luar biasa pada semester pertama ini.
“Oleh karena itu, kami mendukung investor untuk memanfaatkan peluang investasi pada reksa dana ESG sambil membantu mengatasi perubahan iklim global,” imbuh Dimas.
Dimas memaparkan bahwa pemanasan global merupakan ancaman nyata bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya di muka bumi. Para delegasi dari 195 negara anggota PBB pun telah ikut menandatangani Paris Agreement di tahun 2015.
Paris Agreement adalah sebuah kesepakatan untuk menanggulangi perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca. Targetnya ialah net zero emission di tahun 2050, sehingga seluruh emisi karbon dari aktivitas manusia dapat terserap oleh bumi melalui ekosistem yang ada di hutan dan laut.
Untuk menciptakan bumi yang lebih sehat, perusahaan-perusahaan di berbagai sektor harus melakukan peralihan ataupun pengembangan teknologi, dan ini membutuhkan dana yang besar. Sementara itu, investor bisa ikut mendukung inisiatif ini dengan membantu pendanaan melalui berinvestasi pada reksadana berbasis ESG.