Ratusan kendaraan listrik karya siswa SMK di Jatim ini sebelumnya juga telah berhasil meraih penghargaan MURI dalam upacara Peringatan Hari Jadi ke-78 Provinsi Jatim (12/10) lalu.
ESG Indonesia – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas 260 Parade Kendaraan Konversi Listrik Karya Siswa SMK Negeri dan Swasta se-Jawa Timur, di SMK Negeri 6 Surabaya, Kamis (26/10). Kendaraan konversi listrik tersebut merupakan karya siswa SMK di wilayah setempat sebagai kontribusi nyata pelajar untuk mewujudkan NZE 2060.
Didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Aries Agung Paewai, Khofifah juga sebelumnya meninjau 260 kendaraan konversi listrik karya siswa SMK di Jatim di SMKN 6 Surabaya. Parade kendaraan konversi listrik ini sendiri start dari SMKN 6 Surabaya dan finish di Gedung Negara Grahadi.
Sekitar 235 roda dua, 1 kendaraan listrik roda 3 dan 24 kendaraan listrik roda 4 ikut menyemarakkan pelaksanaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Nasional XXXI. Tidak hanya itu, ratusan kendaraan listrik karya siswa SMK di Jatim ini sebelumnya telah berhasil meraih penghargaan MURI dalam upacara Peringatan Hari Jadi ke-78 Provinsi Jatim (12/10) lalu.
Khofifah menyatakan bahwa Ia ingin mengajak semuanya untuk mengapresiasi karya SMK yang menurutnya luar biasa dan hebat. “Menurut saya ini menjadi pendorong semangat bagaimana menuju Net Zero Emission 2060. Bagaimana kita mengkonversi energi dari fosil ke nonfosil. Dan itu dimulai dari anak-anak SMK,” tutur Khofifah Indah Parawansa.
“Kalau dunia otomotif saya rasa beberapa hal bisa dilakukan modifikasi atau match production tetapi secara imajinasi, secara inovasi, ini keren sekali” tambahnya.
Gubernur Khofifah pun menyempatkan diri mencoba kendaraan listrik dan berbincang dengan para siswa SMK terkait karya kendaraan listrik yang mereka ciptakan. Ia menanyakan mulai dari proses pembuatan hingga komponen mesin yang digunakan.
“Yang menarik Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di kendaraan listrik ini rata-rata 50%. Karena ada beberapa produk yang masih impor seperti velg misalnya,” katanya.
Menurutnya, selain kendaraan listrik karya siswa SMK, adapula kendaraan yang menggunakan tenaga surya atau solar cell sebagai salah satu sumber energi non fosil.
“Ini keren sekali ada motor dan mobil yang menggunakan solar cell. Jadi mereka tidak hanya bisa mengkonversi menggunakan listrik, tetapi bahwa mereka bisa membangun power dari solar cell. Tadi saya tanya kalau musim hujan bagaimana. Ternyata mereka juga kerjasama dengan PLN untuk recharge-nya,” katanya.
Pemprov Jatim sendiri terus berkomitmen mendukung energi ramah lingkungan dan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai upaya mewujudkan NZE 2060. Hal ini membuat Pemprov Jatim berhasil menjadi Juara Umum pada ajang Anugerah Dewan Energi Nasional (DEN) 2023.
Kepala Dindik Jatim Aries Agung Paewai mengatakan, Expo dan Parade Kendaraan Konversi Listrik Karya Siswa SMK Jatim menjadi bagian dari promosi kepada khalayak luas bahwa SMK-SMK di Jawa Timur luar biasa.
“Tentunya karena didukung berbagai sarana prasarana serta kelengkapan infrastruktur. Momen ini bagus sekali karena berbarengan dengan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Nasional di Jatim. Kami ingin menampilkan ke seluruh provinsi bahwa produk-produk SMK kita sangat luar biasa,” ujar Aries .
“Kita juga terus mendukung melalui sarana prasarana dan infrastrukturnya. Terutama dalam produksi untuk kendaraan listrik sehingga mereka terjamin bisa melaksanakannya, kalau tidak, ya tidak mungkin mereka bisa memproduksi kendaraan listrik,” pungkasnya.
Dalam parade tersebut beberapa kendaraan listrik yang dipamerkan diantaranya mobil listrik karya SMK Persatuan 2 Tulangan Sidoarjo, mobil listrik SYS-8 Mobelis karya SMK YPM 8 Sidoarjo, mobil listrik LIMOSIN karya SMK PGRI 1 Sidoarjo, mobil listrik SMKN 1 Jetis Mojokerto, mobil listrik ‘Nyawangan’ karya SMK Negeri 1 Doko Blitar, Mobil listrik ‘Momong Putu’ karya SMK PGRI Mojosari, serta Mberu Electric Power Vehicle karya SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk.
Seperti diketahui bahwa Indonesia terus berkomitmen untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) maksimal pada tahun 2060. NZE atau nol emisi karbon adalah kondisi dimana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang diserap oleh bumi. Untuk mencapainya diperlukan sebuah transisi dari sistem energi yang digunakan sekarang ke sistem energi bersih guna mencapai kondisi seimbang antara aktivitas manusia dengan keseimbangan alam