Kembangkan Mobil Listrik, Jepang Investasi Rp 67 Triliun
ESG Indonesia – Perusahaan otomotif ternama asal Jepang akan berinvestasi sebesar 150 miliar Baht atau sekitar Rp 67,1 triliun di Thailand selama lima tahun ke depan.
Jepang melakukan investasi tersebut guna mengembangkan mobil listrik di kawasan ASEAN.
Tercatat, ada empat perusahaan yang bakal melakukan investasi yakni Toyota Motor dan Honda Motor yang akan menggelontorkan dana 50 miliar Baht, Isuzu sebesar 30 miliar Baht, dan 20 miliar Baht dari Mitsubishi Motors.
Dikutip dari Reuters, rencana tersebut disampaikan langsung oleh juru bicara Pemerintah Thailand, Chai Wacharoke saat sela kunjungan otoritas Negeri Gajah Putih tersebut ke Jepang pada akhir Desember 2023 lalu.
Thailand adalah salah satu negara dengan pasar dan produksi kendaraan terbesar di kawasan Asia Tenggara, yang mana sebagian besar di dominasi oleh perusahaan asal Jepang.
Data dari ASEAN Automotive Federation, sepanjang tahun 2023 dari Januari sampai Oktober, Thailand sudah menjual kendaraan empat roda atau lebih sebanyak 645.833 unit dan produksinya menyentuh 1.544.705 unit.
Namun, seiring dengan kebijakan pemerintah untuk transisi ke mobil listrik, Thailand mulai kedatangan pemain baru asal China dengan nilai investasi yang tidak bisa dibilang sedikit.
Investasi segar asal Jepang membuka peluang percepatan transisi ke mobil listrik lebih cepat. Selain itu, juga memberikan kesempatan untuk menghadirkan model elektrifikasi jenis baru, misalnya truk pikap listrik.
Pemerintah Thailand juga sudah mencanangkan akan mengubah sepertiga dari produksi tahunannya sebesar 2,5 juta unit menjadi kendaraan listrik pada tahun 2030.
Termasuk dengan rencana insentif baru untuk mendorong lebih banyak investasi dan konversi ke dalam manufaktur atau ekosistem kendaraan listrik di sana.
Pemotongan pajak dan pemberian subsidi yang sudah diterapkan pemerintah Thailand telah sukses menarik lebih banyak produsen baru dari China, seperti BYD dan Great Wall Motor.
Kedua negara telah berkomitmen untuk menanamkan investasinya di Thailand dengan total nilai mencapai 1,44 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 22,1 triliun untuk pembangunan fasilitas produksi baru di negara tersebut.