Rabu, 13 Nov 2024

Jokowi Wanti-wanti Bahaya Krisis Pangan Akibat Perubahan Iklim

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi masalah serius, seperti, perang, perubahan iklim dan krisis pangan.

Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk waspada terhadap bahaya krisis pangan. Sebab, saat ini dunia sedang menghadapi kelangkaan komoditas pangan akibat perubahan iklim dan ketegangan geopolitik.

“Perang, perubahan iklim dan krisis pangan. Itu sesuatu yang semua negara merasakan semuanya,” kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (7/10/2023).

Jokowi menerangkan akibat ketegangan geopolitik, pasokan gandum Indonesia sebesar 11 juta ton yang diimpor dari Rusia dan Ukraina menjadi terhambat dan menyebabkan harga komoditas tersebut meningkat di pasaran.

“Perang di sana itu menyebabkan harga pangan semua negara negara naik, utamanya yang makan bahan bakunya gandum. Karena kita makan mi, roti, dan bahan-bahan lain dari gandum. Kita tidak bisa menanam gandum di Indonesia. Tumbuh, tetapi tidak bisa menghasilkan gandum. Lantas 11 juta ton itu dari mana? Sebanyak 30 persen itu dari Rusia dan Ukraina, sehingga ini jadi masalah,” kata Jokowi.

Selain gandum, krisis pangan kedua yang mengintai adalah ketersediaan beras. Akibat perubahan iklim, produksi panen beras di Indonesia sedikit menyusut.

Selain itu, negara pengekspor beras seperti India pun juga menghentikan ekspor untuk menjaga stok dalam negerinya. Hal ini menyebabkan harga beras menjadi naik.

“Terjadi perubahan iklim kemarau panas panjang, produksinya panennya menyusut termasuk di Indonesia sedikit menyusut. India stop ekspor beras akhirnya harga beras di seluruh negara jadi naik karena setelah India diiringi negara-negara lain ikut-ikutan stop, kita harus hati-hati mengenai ini,” kata Jokowi.