Senin, 14 Okt 2024

Jalin Kerjasama Mineral, AS Cek Penerapan Praktik ESG di Indonesia

Indonesia-AS jalin kerja sama mineral untuk merangsang perdagangan nikel logam baterai kendaraan listrik

ESG Indonesia – Amerika Serikat dan Indonesia akan menjalin kerjasama soal memajukan kemitraan mineral potensial yang bertujuan untuk merangsang perdagangan nikel logam baterai kendaraan listrik (EV).

Langkah selanjutnya yang dapat menggerakkan negara-negara tersebut menuju negosiasi formal mengenai kemitraan ini akan dibahas ketika Presiden Indonesia Joko Widodo mengunjungi Gedung Putih untuk bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Senin (13/11).

“Pemerintahan Biden masih memperhatikan standar lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di Indonesia dan sedang mengkaji bagaimana kesepakatan dapat berhasil,” kata sumber tersebut, dikutip dari Reuters.

“Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kami dapat secara resmi mengumumkan perundingan mengenai kemitraan mineral penting,” tambah sumber tersebut.

Indonesia, yang memiliki cadangan bijih nikel terbesar di dunia, pada bulan September meminta Amerika Serikat untuk memulai diskusi mengenai kesepakatan perdagangan mineral penting sehingga ekspor dari negara Asia Tenggara tersebut dapat tercakup dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS (IRA).

Sebagian besar nikel Indonesia diolah menjadi logam mentah, namun pemerintah ingin mengembangkan rantai pasokan kendaraan listrik untuk memanfaatkan cadangan nikel yang sangat besar, yang dapat diolah menjadi bahan baterai.

kendaraan listrik
Ilustrasi kendaraan listrik. (pixabay)

“Pertemuan pemerintahan Biden, yang mencakup Perwakilan Perdagangan AS Katherine Tai serta Gedung Putih, berfokus untuk memastikan setiap potensi pasokan mineral nikel diproduksi dengan dampak lingkungan sesedikit mungkin,” kata salah satu sumber, yang secara langsung menasihati administrasi.

“Momentum keseluruhan menjanjikan, tetapi (kami) tidak ingin meminimalkan fakta bahwa ada cukup banyak pekerjaan yang harus dilakukan di sini,” ujar sumber lain. Pasokan nikel Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Namun penambangan nikel di sana disalahkan atas deforestasi besar-besaran dan polusi air.

Berdasarkan pedoman undang-undang AS yang dikeluarkan pada Maret, Washington telah mewajibkan sejumlah mineral penting dalam baterai EV diproduksi atau dirakit di Amerika Utara atau mitra dagang bebas, agar EV yang dijual di Amerika Serikat memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit pajak.

Indonesia tidak memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Amerika Serikat. Salah satu sumber menambahkan, pemerintahan Biden juga membahas cara untuk mengukir nikel apa pun yang diekstraksi dari Indonesia tetapi diproses di China dari penerimaan kredit IRA.

Satu perkiraan menyebutkan nilai pasar global untuk industri nikel sebesar US$33,5 miliar pada tahun 2022, meskipun pasarnya terlalu banyak. Satu-satunya tambang nikel AS akan ditutup dalam beberapa tahun, dan negara tersebut tidak memiliki pabrik peleburan nikel, sebuah risiko bagi tujuan Biden agar Amerika Serikat memimpin dalam manufaktur EV.

Pemerintah tahun lalu memberikan hampir US$115 juta kepada Talon Metals (TO.TO), untuk mendanai sebagian pabrik pengolahan mineral nikel di North Dakota yang akan memasok Tesla Inc (TSLA.O).

Talon sedang mencari izin untuk tambang nikel Minnesota yang diusulkannya, tetapi mendapat tentangan dari masyarakat adat. Banyak penambang AS mengatakan pemerintahan Biden lebih fokus pada persetujuan proyek dalam negeri daripada mencari pasokan internasional.

Apa Itu ESG?

ESG adalah singkatan dari Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola). Konsep ini mencerminkan nilai-nilai keberlanjutan yang diintegrasikan dalam kebijakan dan praktik bisnis. Lingkungan mencakup upaya untuk mengurangi dampak perusahaan terhadap lingkungan. Sosial berkaitan dengan hubungan perusahaan dengan karyawan, pelanggan, dan masyarakat secara luas. Sedangkan Tata Kelola melibatkan struktur organisasi dan kebijakan manajemen perusahaan.

Kinerja ESG
Ilustrasi ESG (Pexels)

Mengapa ESG Penting?

1. Keberlanjutan Lingkungan

Dengan mengintegrasikan aspek lingkungan dalam strategi bisnis, perusahaan berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Pengelolaan limbah yang bijaksana, efisiensi energi, dan penggunaan sumber daya yang berkelanjutan adalah langkah-langkah konkrit untuk mencapai keberlanjutan lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial

ESG juga menekankan tanggung jawab sosial perusahaan. Ini melibatkan keberlanjutan dalam hubungan dengan karyawan, masyarakat lokal, dan pelanggan. Langkah-langkah seperti program filantropi, pelatihan karyawan, dan keadilan dalam hubungan kerja semakin menjadi fokus dalam praktik bisnis.

rich result on google's SERP when searching for 'ESG'
Ilustrasi saham ESG (Pixabay)

3. Tata Kelola Perusahaan yang Baik

Tata kelola yang kuat menjadi pondasi bagi keberhasilan jangka panjang perusahaan. ESG memastikan bahwa perusahaan memiliki struktur manajemen yang transparan, akuntabel, dan etis. Ini menciptakan kepercayaan di antara pemangku kepentingan dan membantu perusahaan mengelola risiko dengan lebih efektif.