Tak hanya perkuat prinsip ESG, Pupuk Indonesia juga mendukung pemerintah mewujudkan SDGs.
ESG Indonesia – PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil meraih anugerah Avirama Nawasena kategori Penciptaan Pelaporan yang Berkelanjutan atau Sustainable Accountability Disclosure and Reporting dari Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB). Penghargaan tersebut diberikan lantaran Pupuk Indonesia dinilai inovatif dalam pelaporan Environmental, Social, Governance (ESG).
SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana menyampaikan terima kasih atas apresiasi yang diberikan SBM ITB. Sebagai perusahaan global yang menduduki nomor enam di dunia, Pupuk Indonesia harus terus mengembangkan inisiatif-inisiatif Sustainable Development Goals (SDG). Selanjutnya inisiatif ESG tersebut dilaporkan secara konsisten sejak tahun 2013 melalui Sustainable Report.
“Kami berterima kasih dan mengapresiasi inisiatif SBM ITB dalam penyelenggaraan penghargaan Inovasi ESG Award 2024 dan Avirama Nawasena ini. Kami juga mengapresiasi SBM ITB, karena dengan adanya penghargaan ini dapat membangkitkan awareness generasi muda akan nilai industri yang berkelanjutan, terlebih lagi awareness pada perusahaan-perusahaan yang senantiasa menerapkan prinsip berkelanjutan,” ujar Wijaya di Jakarta, Sabtu (20/1/2024).
Ia menambahkan, penghargaan ini tidak hanya menjadi penghargaan bagi Pupuk Indonesia, Tapi juga bentuk pengakuan kepada semua pihak yang telah bersama-sama berkontribusi terhadap upaya Pupuk Indonesia dalam mendukung ekonomi masa depan yang berkelanjutan.
“Pupuk Indonesia melihat keberlanjutan bukan hanya karena untuk memenuhi aturan saja, lebih dari itu program keberlanjutan sudah menjadi bagian dari operasional perusahaan dan instrumen penting dalam meningkatkan daya saing usaha,” tandas Wijaya.
Menurutnya, penghargaan ini menjadi bukti perusahaan berkomitmen menerapkan keberlanjutan melalui pelaporan Pupuk Indonesia yang berhasil mengomunikasikan program ESG dengan baik, sehingga stakeholder dapat memahami program-program yang telah dijalankan perusahaan.
Pihaknya percaya bahwa keberlanjutan adalah usaha bersama, dan pencapaian ini tidak mungkin terjadi tanpa dukungan semua pihak, termasuk mitra industri, pemerintah, dan masyarakat sekitar.
“Penerimaan penghargaan ini menjadi pengingat bagi kami untuk terus menerapkan prinsip berkelanjutan dalam operasional bisnis. Kami berkomitmen untuk terus belajar, berkembang, dan berinovasi agar dapat memberikan dampak positif yang lebih besar lagi bagi lingkungan dan masyarakat,” pungkasnya.
Dukung Ekosistem Industri Hijau
Sebelumnya, Pupuk Indonesia bersama PT PLN (Persero) telah menandatangani Joint Development Study Agreement (JDSA) atau perjanjian studi pengembangan bersama terkait ekosistem green hydrogen dan green ammonia terintegrasi di kawasan industri PT Pupuk Kujang. Penandatanganan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan COP28 atau konferensi tingkat tinggi PBB di Dubai, pada beberapa waktu lalu.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, menyebutkan bahwa arah pengembangan Perusahaan kedepan adalah menjadi industri pupuk dan petrokimia global yang terintegrasi.
Ia menyebutkan, dengan kapasitas produksi amonia Pupuk Indonesia grup sekitar tujuh juta ton per tahun, Pupuk Indonesia berpotensi besar menjadi pemain utama pada industri ini.
“Pupuk Indonesia berpotensi besar menjadi global player pada industri green ammonia, terlebih dengan posisi strategis Indonesia yang dapat menjadi hub green hydrogen dan green ammonia,” jelas Rahmad, dalam keterangan tertulis, Senin (4/12/2023).
Kerjasama ini, lanjut Rahmad, adalah upaya untuk memperluas kerjasama pengembangan ekosistem green hydrogen dan green ammonia di Indonesia.
Sebelumnya, Pupuk Indonesia bersama PLN juga berkolaborasi untuk pengembangan Green Industrial Cluster di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Iskandar Muda Indutrial Area (IMIA) di Lhokseumawe Aceh, serta pengembangan green hydrogen dan green ammonia pada kawasan industri Petrokimia Gresik di Jawa Timur.
Menurut Rahmad, pengembangan ekosistem industri hijau atau tanpa emisi karbon ini adalah bentuk implementasi prinsip Enviromental, Social, and Governance (ESG) di Pupuk Indonesia. Sekaligus langkah nyata sesuai peta jalan (roadmap) dekbarbonisasi untuk mendukung target pencapaian nol emisi karbon pemerintah Indonesia pada tahun 2060.
Pengembangan green hydrogen dan green ammonia menjadi semakin relevan karena kebutuhan clean ammonia untuk energi diprediksi akan meningkat signifikan. Selain itu, keberadaan green ammonia juga dapat mendukung keberlanjutan pasokan bahan baku pupuk. Karena amonia adalah bahan baku utama pupuk Urea, NPK, ZA, dan sebagainya.