Ini Strategi Bisnis Berkelanjutan LPKR
ESG Indonesia – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengungkapkan rencana jangka panjang dalam agenda berkelanjutan hingga 2030 untuk mengatasi permasalahan krisis iklim. Perseroan menyadari bahwa krisis iklim merupakan salah satu risiko paling signifikan terhadap kelangsungan bisnis.
Saat ini, bisnis di seluruh dunia telah merasakan dampak perubahan iklim, termasuk perseroan. Oleh sebab itu, terdapat urgensi bagi perseroan untuk mempercepat upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim selagi ikut bertransisi menuju ekonomi yang lebih rendah karbon dan berkelanjutan.
Dalam merumuskan pendekatan terhadap ketahanan iklim, perseroan mengadopsi rekomendasi dari Task Force on Climate-Financial Disclosures (TCFD) yang memberikan panduan bagi perusahaan tentang cara mengelola risiko dan peluang terkait iklim yang berhubungan dengan kinerja keuangan.
Group CEO LPKR John Riady menyampaikan bahwa perseroan telah menetapkan target lingkungan di bawah Agenda Keberlanjutan 2030 tentang pengurangan emisi GRK, konsumsi dan pengolahan air berkelanjutan, serta pengelolaan limbah.
“LPKR juga memantau metrik terkait iklim tertentu untuk melacak kemajuan terhadap target yang ditentukan,” kata dia dalam keterangan tertulis.
Dari sisi emisi operasional, perseroan telah mengurangi 30 persen intensitas emisi bangunan pada tahun 2022 dengan baseline sebesar 0,164 ktCO2e/m2 pada tahun 2019. Pada tahun 2030, LPKR menargetkan pengurangan intensitas emisi bangunan hingga 35 persen.
Dalam manajemen air, perseroan merealisasikan 15 persen konsumsi air dari sumber air berkelanjutan pada 2022. Diharapkan pada tahun 2030, konsumsi dari sumber air berkelanjutan mencapai 20 persen.
Untuk pengolahan air, LPKR mencapai 19 persen peningkatan volume air yang diolah dari sumber air berkelanjutan pada 2022, dari baseline 520.000 meter kubik pada 2019. Pada 2030, perusahaan menargetkan peningkatan volume air yang diolah dari sumber air berkelanjutan mencapai 30 persen.
Terkait pengalihan limbah, perseroan mengalihkan 1.400 ton limbah ke tempat pembuangan akhir (TPA) pada 2022. Pada 2030, LPKR menargetkan untuk menggandakan realisasi pada 2022.
John menambahkan perseroan ke depan akan terus berupaya untuk meningkatkan pengungkapan iklim dan praktik manajemen risiko agar lebih selaras dengan rekomendasi TCFD.
LPKR juga akan terus membangun upaya ketahanan iklim sekaligus memosisikan diri untuk memanfaatkan transisi global menuju ekonomi rendah karbon.