GE Vernova Fokus ke Transisi Energi di Indonesia
ESG Indonesia – General Electric Vernova (GEV) memastikan akan memfokuskan pada bisnis yang menopang percepatan transisi energi yang efektif untuk masa depan yang lebih berkelanjutan di Indonesia. Terutama dalam bidang kelistrikan dan dekarbonisasi.
Pada bidang kelistrikan, perusahaan akan melanjutkan kerja sama dengan salah satu pemasok energi nasional, yakni PT PLN (Persero) dengan Independent Power Producer (IPP) dan beberapa pihak lainnya.
“Untuk Indonesia sendiri, kita akan melanjutkan kerjasama dengan PLN dan pihak lainnya yang masih sama seperti dulu. Mungkin perubahannya adalah pada fokusnya. Kalau dulu GE terdiri dari beragam perusahaan untuk beragam bidang, tapi saat ini GEV fokus untuk melistriki dan dekarbonisasi,” jelas Country Director Leader Gas Power Indonesia GE Vernova, George Djohan, dikutip Sabtu (18/5).
GEV memastikan telah siap secara research and development (R&D) maupun teknologi yang menopang sektor transisi energi elektrifikasi dan dekarbonisasi.
Seperti bersama PLN, GEV berperan terkait dengan studi kelayakan untuk membuat transisi energi listrik di Indonesia menjadi lebih efektif.
GEV juga berencana ikut dalam tender di sektor pembangkit gas dan hydro di PLN. “Memberikan solusi end to end, jadi dari consideration sampai transmission, pastinya kita akan berpartisipasi pada programnya PLN, mulai dari hydro, gas, transmission,” jelas dia.
Country Director Grid Solutions, GE Vernova, Joko Prakoso menambahkan, pihaknya memiliki portofolio yang hampir lengkap. Di mana semua teknologi yang tersedia sudah mengarah ke energi hijau (green energy).
“Dan ini sejalan dengan fokus pemerintah yang membahas net zero emission 2060. Kita di GEV punya unique product portfolio di mana semua produk portofolio tersebut mendukung semua target dari pemerintah. Beberapa proyek yang berjalan yaitu dengan PLN, beberapa lainnya lagi di Grid Solutions,” tuturnya.
Khusus dengan PLN, dia mengungkapkan, kerja sama masih terus berlanjut pada tahun ini sesuai dengan MoU yang ada berkaitan dengan transisi energi terbarukan. Bahkan, akan ada pembicaraan lebih lanjut terkait dengan teknologi yang akan digunakan dalam pembangkit listrik milik PLN.
“Kita sudah memiliki beberapa MoU yang mengarah ke sana, jadi kita sudah sejalan. Sharing session dengan PLN juga, lalu ada update teknologi, lalu kita punya MoU juga terkait capacity building. Dulu kita bicara pembangkitan konvensional, sekarang kita sudah bicara masalah renewable yang mana behaviornya sangat berbeda. Dulu dengan PLN sudah baik hubungannya, sekarang pun kita tetap membantu PLN dan Pemerintah,” tandas dia.