Kamis, 5 Des 2024

Eropa Menargetkan Penggunaan Bahan Bakar Fosil Turun hingga 80%

Eropa Menargetkan Penggunaan Bahan Bakar Fosil Turun hingga 80%

ESG Indonesia – Uni Eropa menargetkan penggunaan bahan bakar fosil ditargetkan turun 80 persen pada tahun 2040, dibandingkan dengan tahun 1990.

Target ini diyakini dapat terwujud, jika Uni Eropa terus maju dengan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 90 persen, demikain menurut rancangan rancangan dokumen iklim Uni Eropa.

Uni Eropa sedang menyusun target iklim 2040 yang pertama, untuk menjembatani kesenjangan antara target-target yang sudah ada, sekaligus mengurangi emisi bersih sebesar 55 persen di tahun 2030 dan mencapai emisi nol bersih (net zero emission) di tahun 2050.

Komisi ini akan menyampaikan rekomendasi pertamanya untuk target 2040 bulan depan, dan akan menyetujui pengurangan emisi sebesar 90 persen di tahun 2040, dari tingkat emisi di tahun 1990.

Amerika Serikat
Ilustrasi pasar karbon (Pexels)

Sebuah draf rekomendasi Komisi untuk target tersebut, seperti dilaporkan Reuters, mengatakan bahwa target iklim akan mengurangi tagihan bersih di Benua Biru untuk impor bahan bakar fosil dengan total 2,8 triliun euro selama 2031-2050, dibandingkan dengan rata-rata tahunan selama 2011-2020.

“Sektor listrik juga harus hampir bebas CO2 pada sekitar tahun 2040, dengan meningkatkan sumber energi terbarukan dan energi nuklir untuk menghasilkan lebih dari 90 persen listrik Uni Eropa,” demikian menurut dokumen seperti dilansir Reuters, Jumat (26/1/2024).

Pengurangan emisi sebesar 90 persen pada tahun 2040 akan mengharuskan batu bara dihapuskan secara bertahap di sektor energi, sementara 60 persen penggunaan bahan bakar fosil yang tersisa di Eropa untuk energi adalah minyak yang digunakan di kendaraan jalan raya, perkapalan, dan penerbangan.

Co-firing
Ilustrasi asap pabrik (Pexels)

Gas masih akan digunakan di industri, gedung-gedung dan sektor listrik, kata rancangan tersebut, tanpa menyebutkan volumenya. Seorang juru bicara Komisi menolak untuk mengomentari rancangan tersebut, yang dapat berubah sebelum diterbitkan.

Mencapai tujuan iklim Eropa akan membutuhkan investasi besar-besaran, di mana sebagian besar berasal dari sumber-sumber sektor swasta. Terutama dalam sumber energi rendah karbon, jaringan listrik, teknologi manufaktur hijau dan praktik-praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.

“Investasi sebesar 1,2 triliun euro per tahun dibutuhkan dalam dekade ini untuk mendekarbonisasi sektor energi dan transportasi dengan cukup cepat untuk memenuhi target-target iklim,” demikian ungkap komisaris energi Uni Eropa Kadri Simson dalam sebuah acara di Brussels pada Selasa.

Rancangan tersebut mengatakan bahwa pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) yang lebih cepat juga diperlukan di sektor-sektor termasuk pertanian, di mana emisi non-CO2 harus dikurangi 30 persen pada tahun 2040 dari tingkat tahun 2015.

Pabrik Pupuk Indonesia. (Dok.Pupuk Indonesia)
Pabrik Pupuk Indonesia. (Dok.Pupuk Indonesia)

Rancangan dokumen ini juga menjelaskan biaya yang harus ditanggung akibat kegagalan mengatasi perubahan iklim, dalam bentuk cuaca ekstrim yang lebih merusak – yang menurut rancangan ini, dapat menimbulkan biaya tambahan sebesar 2,4 triliun pada tahun 2050 bila pemanasan global tidak dibatasi pada 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.