Elektrifikasi Transportasi Publik di Indonesia Butuh Investasi hingga Rp40 Triliun
ESG Indonesia – Program Insentif Nasional Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan Berbasis Jalan diperkirakan membutuhkan investasi Rp40 triliun hingga 2030. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Studi Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia dan ViriyaENB.
Menurut Peta Jalan dan Program Insentif Nasional Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan Berbasis Jalan, investasi tersebut dibutuhkan untuk implementasi 6.600 bus listrik dan 2.300 fasilitas pengisian daya di sebelas kota prioritas.
Peta Jalan dan Program Insentif Nasional Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan Berbasis Jalan sendiri diluncurkan dalam ‘Sustainable E-Mobility Event: Upscaling Bus Electrification Nationwide’ di Hotel Le Meridien, Jakarta.
Hasil studi tersebut diserahkan oleh Direktur Asia Tenggara ITDP Gonggomtua Sitanggang kepada Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi.
Menteri Budi mengatakan adopsi transportasi yang rendah emisi dan peningkatan kualitas udara merupakan prioritas utama Kementerian Perhubungan.
“Melalui kerja sama antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnnya, kami berupaya untuk mengatasi permasalahan ini dan mendorong percepatan dalam elektrifikasi transportasi publik perkotaan,” kata Budi.
Menurut Budi, dukungan dari ITDP Indonesia dan ViriyaENB dalam penyusunan Peta Jalan dan Program Insentif Nasional Elektrifiksi Transportasi Publik Perkotaan Berbasis Jalan merupakan langkah penting dalam transformasi transportasi berkelanjutan.
“Hasil studi ini sangat bermanfaat karena dapat membantu kami dalam upaya percepatan pengembangan infrastruktur dan regulasi yang mendukung elektrifiksi transportasi publik,” ujar Budi.
Sementara itu Direktur Eksekutif ViriyaENB Suzanty Sitorus mengatakan elektrifiksi transportasi, termasuk pada kendaraan umum, sangat strategis untuk penurunan emisi gas rumah kaca.
“Ketersediaan kendaraan umum yang rendah karbon, nyaman, aman, dan terintegrasi sangat penting bagi kota-kota di Indonesia, karena akan meningkatkan kualitas udara dan produktivitas ekonomi,” ujar Suzanty.
Uji Coba di 11 Kota Prioritas
Studi ITDP menunjukkan bahwa komitmen pemerintah daerah masih rendah dalam penyelenggaraan transportasi publik yang baik. Selain itu, tingginya biaya investasi adopsi kendaraan listrik berbasis baterai (KLBB) menjadi hambatan utama dalam elektrifikasi transportasi publik perkotaan.
Oleh karena itu, perancangan peta jalan dan program insentif nasional yang dapat menghadapi hambatan terkait elektrifikasi transportasi publik berbasis jalan di Indonesia.
Studi ITDP merekomendasikan sebelas kota prioritas untuk percepatan elektrifikasi transportasi publik. Kota-kota itu adalah Jakarta, Semarang, Pekanbaru, Batam, Medan, Bandung, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Bogor, dan Padang.