PT Bank CIMB Niaga Tbk yang per Juni 2023 memiliki total pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 51,50 triliun.
ESG Indonesia – Industri perbankan mulai gencar menyalurkan pembiayaan berkelanjutan untuk berbagai sektor bisnis, salah satu bank tersebut yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
CIMB Niaga telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan, termasuk pembiayaan UMKM, sebesar Rp 51,50 triliun atau setara dengan 25 persen dari total pembiayaan bank per Juni 2023.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan menjelaskan, CIMB serius mendukung pemerintah untuk mengatasi perubahan iklim. Pihaknya mengupayakan pembangunan berkelanjutan, serta menurunkan emisi gas rumah kaca hingga mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.
“CIMB Niaga merupakan salah satu emerging banking yang komitmen mencapai net zero organization. Hal itu dilakukan dengan inisiatif membangun ekosistem berkelanjutan,” kata Lani dalam acara The Cooler Earth Sustainability Summit yang digelar di Jakarta pada September 2023, dikutip dalam keterangan persnya, Minggu (5/11/2023).
Perlu diketahui, The Cooler Earth Sustainability Summit yang digelar pada September 2023 merupakan bagian dari rangkaian The Cooler Earth Sustainability Summit yang diinisiasi oleh CIMB Group dan digelar serentak di Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, dan Kamboja.
The Cooler Earth Sustainability Summit hadir sebagai misi CIMB Niaga untuk memobilisasi komitmen dan tindakan kolektif untuk membentuk masyarakat yang bertanggung jawab dan planet yang lebih layak huni.
“CIMB Niaga bakal lebih berfokus pada langkah yang perlu diambil untuk memanfaatkan isu-isu berkelanjutan dalam menjalankan bisnis, mengatasi tantangannya, sekaligus menangkap peluang baru,” kata Lani.
Sementara itu, Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga, Fransiska Oei mengatakan, CIMB akan terus mendorong penerapan model bisnis berkelanjutan dan investasi hijau oleh pelaku usaha di Indonesia.Sebab, implementasi sustainability tidak dapat hanya dilakukan oleh perbankan saja.
“Namun harus melibatkan semua pihak untuk berkolaborasi, sehinga semakin banyak yang menerapkan bisnis berkelanjutan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujar Fransiska.
Menyikapi Tantangan Perubahan Iklim dalam Industri Perbankan
Perubahan iklim merupakan masalah yang semakin mendesak di seluruh dunia.
Dalam beberapa dekade terakhir, dampak perubahan iklim telah menjadi perhatian utama bagi banyak sektor, termasuk industri perbankan. Perubahan iklim mempengaruhi ekonomi global dan memiliki potensi untuk mengganggu stabilitas keuangan.
Oleh karena itu, penting bagi industri perbankan untuk menyikapi tantangan ini dengan serius.
Pentingnya Kesadaran Lingkungan dalam Bisnis Perbankan
Salah satu cara terbaik bagi industri perbankan untuk menghadapi perubahan iklim adalah dengan meningkatkan kesadaran lingkungan. Bank-bank di seluruh dunia harus mengakui dampak besar yang mereka miliki pada lingkungan dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi jejak karbon mereka. Hal ini akan membantu dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim.
Inovasi dan Investasi Berkelanjutan
Industri perbankan juga dapat berperan penting dalam mempromosikan inovasi dan investasi berkelanjutan. Bank-bank dapat memberikan dukungan finansial kepada proyek-proyek yang berfokus pada energi terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi hijau. Dengan cara ini, mereka tidak hanya membantu mengurangi dampak perubahan iklim, tetapi juga membuka peluang bisnis baru dalam sektor energi terbarukan.
Pendidikan dan Kesadaran Nasabah
Pendidikan adalah kunci dalam mengatasi perubahan iklim dalam industri perbankan. Bank-bank dapat mengedukasi nasabah mereka tentang pentingnya berperilaku ramah lingkungan, termasuk memanfaatkan produk-produk keuangan yang berkelanjutan. Dengan meningkatnya kesadaran nasabah, mereka akan lebih cenderung memilih bank yang memiliki komitmen terhadap keberlanjutan.
Pengembangan Produk Berkelanjutan
Industri perbankan dapat mengembangkan produk dan layanan yang berfokus pada keberlanjutan. Ini termasuk penawaran kredit yang lebih murah untuk proyek-proyek ramah lingkungan, serta produk tabungan dengan insentif berkelanjutan. Dengan cara ini, bank dapat mendorong nasabah mereka untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang mendukung upaya perubahan iklim.
Kolaborasi dengan Lembaga Lingkungan
Kerjasama dengan lembaga lingkungan adalah langkah lain yang penting dalam mengatasi perubahan iklim. Bank-bank dapat bekerja sama dengan organisasi lingkungan untuk mengidentifikasi proyek-proyek yang memerlukan dukungan finansial. Ini dapat mencakup proyek-proyek restorasi hutan, perlindungan ekosistem, dan upaya pengurangan limbah.
Menerapkan Kebijakan Internal yang Ketat
Terakhir, industri perbankan harus menerapkan kebijakan internal yang ketat terkait dengan praktik berkelanjutan. Ini termasuk mengurangi penggunaan kertas, meningkatkan efisiensi energi di kantor, dan mengelola limbah dengan bijak.
Dengan melakukan ini, industri perbankan akan menjadi contoh bagi nasabah mereka dan memberikan kontribusi nyata dalam mengatasi perubahan iklim.