BRI Danareksa dorong peningkatan kualitas sumber daya manusia
ESG Indonesia – BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) tengah mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Ini dilakukan dengan cara mendukung implementasi prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) yang diusung oleh Pemerintah.
Direktur Utama BRIDS Laksono Widodo menegaskan, komitmen itu salah satunya dilakukan dengan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia mulai dari generasi muda.
Salah satunya berkolaborasi dengan Yayasan Karya Salemba Empat (KSE) memberikan beasiswa. Kali ini BRIDS lanjutnya, memberikan beasiswa sekitar Rp145 juta kepada 15 mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berprestasi dengan keterbatasan ekonomi di beberapa kota di seluruh Indonesia.
“Kami percaya bahwa pendidikan adalah investasi terbesar untuk meningkatkan sumber daya manusia dan juga mendukung perkembangan bangsa. Melalui program ini, kami berharap dapat menciptakan anak bangsa yang berprestasi dan unggul, yang dapat memberikan pengaruh positif kepada kemajuan Indonesia.” papar Laksono.
Sementara itu, Ketua Eksekutif Yayasan KSE Marsangap P. Tamba menyampaikan bahwa dukungan dari BRIDS turut berkontribusi kepada total beasiswa yang telah diberikan oleh KSE pada tahun akademik 2023 – 2024 sebanyak 1777 mahasiswa. Dia berharap dapat memberikan beasiswa kepada hingga 10 ribu Mahasiswa ke depannya.
“Kontribusi BRIDS sebagai donatur sangat berperan besar dalam memberikan harapan para penerima Mahasiswa dalam mempersiapkan diri untuk meraih masa depan. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas sinergi yang terjalin dengan BRIDS dalam mendukung keberlangsungan studi para Mahasiswa berprestasi yang mengalami kesulitan ekonomi,” singkatnya.
Sementara itu, Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta Rahma Dwi Prastika sebagai salah satu penerima beasiswa program BRIDS Peduli mengaku sangat terbantu oleh program ini.
“Saya mendapatkan banyak sekali manfaat dari beasiswa ini, seperti untuk membiayai kebutuhan saya sehari-hari, mendapatkan berbagai pengalaman dari kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan, serta mendapatkan relasi dari berbagai Universitas se-Nusantara,” tambahnya.
Implementasi ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) merujuk pada penerapan praktik-praktik yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan dalam operasional dan strategi bisnis suatu entitas. Berikut adalah pemahaman lebih lanjut tentang implementasi ESG:
Lingkungan (Environment): Implementasi ESG dalam aspek lingkungan berfokus pada praktik bisnis yang bertanggung jawab terhadap alam, seperti pengelolaan limbah, penggunaan energi terbarukan, konservasi sumber daya, dan praktik ramah lingkungan lainnya.
Sosial (Social): Ini berkaitan dengan cara perusahaan memperhatikan dampak sosialnya terhadap karyawan, masyarakat, dan stakeholder lainnya. Hal ini mencakup isu-isu seperti keadilan sosial, hak asasi manusia, kesetaraan, keberagaman, dan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat.
Tata Kelola (Governance): Ini menyangkut tata kelola perusahaan yang baik dan etis, termasuk transparansi dalam pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap regulasi, struktur kepemilikan dan pengambilan keputusan, serta prinsip-prinsip etika dalam bisnis.
Implementasi ESG membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai tingkatan perusahaan, mulai dari kebijakan manajemen hingga pelaksanaan praktik operasional sehari-hari.
Ini bukan hanya tentang memenuhi standar yang ada, tetapi juga tentang mengadopsi nilai-nilai keberlanjutan dalam DNA perusahaan untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan, masyarakat, dan keberlangsungan bisnis jangka panjang.
Implementasi ESG melibatkan langkah-langkah konkret seperti:
Integrasi Nilai-nilai ESG: Perusahaan harus mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan, sosial, dan tata kelola ke dalam kebijakan, prosedur, dan budaya perusahaan. Ini bisa mencakup penetapan target pengurangan emisi, kebijakan pengelolaan limbah, program keberagaman, dan peningkatan transparansi dalam pelaporan.
Pemantauan dan Pelaporan: Penting untuk memantau kinerja ESG secara teratur dan melaporkan hasilnya kepada pemangku kepentingan. Pelaporan yang transparan tentang praktik ESG membantu membangun kepercayaan dan memfasilitasi perbaikan yang berkelanjutan.
Pengembangan Keterampilan dan Kesadaran: Meningkatkan pemahaman dan kesadaran karyawan tentang ESG merupakan langkah penting. Pelatihan dan program kesadaran dapat membantu staf dalam mengadopsi dan menerapkan praktik ESG dalam pekerjaan sehari-hari.
Kolaborasi dengan Stakeholder: Melibatkan para pemangku kepentingan seperti investor, komunitas lokal, pemerintah, dan konsumen membantu memahami kebutuhan dan harapan mereka terhadap praktik ESG perusahaan. Kolaborasi ini membuka peluang untuk kemitraan yang berkelanjutan.
Pemilihan Supplier dan Rantai Pasok: Memilih supplier yang juga menerapkan praktik ESG membantu perluasan dampak positif ke seluruh rantai pasokan. Memperhatikan aspek ESG dalam proses pengadaan dapat memberikan pengaruh yang besar.
Evaluasi dan Pembaruan Berkelanjutan: Implementasi ESG bukanlah tujuan akhir, melainkan proses yang terus menerus dievaluasi dan ditingkatkan. Perusahaan perlu secara terus-menerus mengevaluasi dan memperbarui strategi ESG mereka sesuai dengan perubahan lingkungan dan tuntutan pasar.
Melalui implementasi ESG yang kokoh dan terintegrasi, perusahaan dapat memperoleh manfaat jangka panjang seperti peningkatan daya saing, kepercayaan pemangku kepentingan, inovasi, dan kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan. Ini bukan hanya tanggung jawab moral, tapi juga merupakan fondasi keberlanjutan dan kesuksesan bisnis jangka panjang.