Penguatan praktik-praktik ESG juga akan memungkinkan pasar modal memainkan peran yang lebih besar dalam transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon dan tahan iklim.
Penerapan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atauenvironmental, social and governance (ESG) akan memberikan keuntungan bagi perusahaan-perusahaan terbuka karena dapat menarik investor, meningkatkan kinerja keuangan, membangun loyalitas pelanggan serta membantu menjadikan operasi perusahaan berkelanjutan.
Terkait itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menjalin kerja sama dengan International Finance Corporation (IFC) untuk mengembangkan kapasitas ESG di pasar modal. Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu perusahaan di Indonesia untuk mengenal lebih dalam penerapan ESG.
BEI mencatat, perusahaan-perusahaan tengah bersiap meningkatkan mitigasi perubahan iklim sebagai bagian dari kesepakatan, yang juga akan menjadi penilaian para investor pada aset berkelanjutan.
Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan upaya perusahaan untuk memperhatikan masalah ESG dengan lebih baik, termasuk risiko terkait iklim, dan membantu dalam mencapai tujuan keberlanjutan.
Saat ini, negara-negara berkembang masih membutuhkan dana yang signifikan sekitar US$ 2,5 triliun kebutuhan pembiayaan untuk mencapai SDGs, dengan proyeksi tambahan kekurangan sebesar US$ 1,7 triliun akibat covid-19.
IFC memperkirakan terdapat lebih dari US$ 23 triliun peluang investasi pada sektor hijau dan terkait iklim serta aktivitas yang dapat membantu mencapai tujuan nasional, yang selaras dengan perjanjian Paris dan mempercepat transisi global menuju ekonomi rendah karbon.
BEI ingin mengembangkan ekosistem pasar modal Indonesia untuk mengadopsi dan memanfaatkan praktik-praktik berkelanjutan. Kolaborasi bersama IFC ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem di pasar modal Indonesia di mana bisnis dan keberlanjutan berjalan, sekaligus menjadi platform untuk mendorong ekosistem investasi hijau di Indonesia dan memperkenalkannya kepada investor internasional.
Kolaborasi ini dimulai dengan pengembangan kapasitas kepemimpinan ESG, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan standar kinerja IFC dan metodologi tata kelola perusahaan, serta membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menangani topik-topik penting terkait ESG, termasuk tata kelola lingkungan dan sosial yang efektif dan sistem manajemen risiko, pengungkapan dan transparansi, risiko dan mitigasi iklim, serta gender.
Transisi Indonesia ke masa depan rendah karbon dan tahan iklim akan membutuhkan investasi besar dan peran sektor swasta sangatlah penting. Penguatan praktik-praktik ESG juga akan memungkinkan pasar modal memainkan peran yang lebih besar dalam transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon dan tahan iklim.
Kerja sama ini merupakan bagian dari program ESG Indonesia Terintegrasi yang diluncurkan oleh IFC untuk membantu pembuat kebijakan, investor, perusahaan, dan para mitra di Indonesia untuk mengelola risiko dan hambatan ESG dengan mempromosikan manajemen pengambilan keputusan dan risiko lingkungan dan sosial yang efektif.
Selain bekerja sama dengan pembuat kebijakan di Indonesia dan BEI, IFC juga mendukung lembaga direktur lokal, pusat pelatihan, dan memberikan saran ESG kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kerjasama ini juga mendukung upaya perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menyelaraskan dengan praktik terbaik secara internasional.