Bank DBS Indonesia yang berupaya menjadi salah satu agen perubahan (agent of change) yang turut berpartisipasi dalam mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia.
Executive Director Treasury & Markets PT Bank DBS Indonesia M. Suryo Mulyono mengatakan, sektor perbankan memiliki peran dalam menentukan arah pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
“Kami percaya sektor perbankan perlu mendorong pertumbuhan ekonomi hijau. Untuk mewujudkannya, Bank DBS Indonesia beroperasi berlandaskan tiga pilar keberlanjutan, yaitu Responsible Banking, Responsible Business Practice, dan Impact Beyond Banking,” kata Suryo.
Menurutnya, dalam upaya menjalankan tiga pilar keberlanjutan, Bank DBS Indonesia telah menerapkan sejumlah strategi kolaboratif untuk mendukung pembangunan ekonomi hijau.
Sebagai kontribusi pada pembaiayaan hijau, Bank DBS Indonesia telah memberikan fasilitas kredit berkelanjutan sebesar Rp 5,5 triliun di akhir 2022, bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta dan BUMN di berbagai sektor. Sebagai pelopor perbankan digital di Indonesia, Bank DBS Indonesia juga menawarkan produk Green Savings melalui aplikasi digibank by DBS, di mana nasabah dapat menabung sekaligus memberikan dampak lebih kepada masyarakat.
Bank DBS Indonesia juga berupaya mengurangi emisi karbon di lingkungan kerja dengan kebijakan paperless penggunaan panel surya di beberapa cabang, hingga pengelolaan sampah ‘Zero Waste to Landfill’ di seluruh gedung operasional Bank DBS Indonesia bersama dengan Waste4Change sebagai mitra.
Hal ini sukses memangkas emisi karbon dari 5.135 ton (tCO2e) hingga 4.845 tCO2e pada tahun 2022. Pada pilar Impact Beyond Banking, Bank DBS Indonesia mendukung tumbuh kembang wirausaha sosial, startup, hingga komunitas untuk memperluas dampak positif melalui berbagai program.
Untuk mendukung usaha dalam mewujudkan ekonomi keberlanjutan, Bank DBS Indonesia turut menjadi salah satu pembeli unit karbon pertama pada acara peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) beberapa waktu lalu.
Pada sesi perdagangan perdana, IDX mencatatkan 27 kali transaksi dan 459.953 ton unit karbon yang dibeli 15 perusahaan. Penyedia unit karbon untuk perdagangan kali ini merupakan Pertamina New and Renewable Energy (PNRE).