VLR SDGs Nusantara dapat menyelaraskan pembangunan dengan alam, meminimalisir emisi karbon, efisiensi melalui teknologi, dan menyediakan kesempatan ekonomi.
ESG Indonesia – Ibu Kota Nusantara (IKN) dirancang menjadi kota hijau, cerdas, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Otorita IKN meluncurkan tinjauan awal Voluntary Local Review (VLR) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Nusantara sebagai landasan untuk mengevaluasi pencapaian SDGs di Nusantara.
“Atas nama Pemerintah Indonesia, saya dengan bangga mengumumkan tinjauan awal dari VLR SDGs Nusantara,” tutur Kepala Otorita IKN Bambang Susantono di United Nations Conference Center, Thailand (22/02/2024).
Tinjauan itu tidak hanya mewakili sebuah langkah menuju tujuan ambisius Indonesia untuk membangun kota berkelanjutan pada 2045, namun juga sebuah lompatan dalam perjalanan untuk mengintegrasikan Nusantara ke dalam upaya global untuk mencapai SDGs yang digariskan dalam Agenda 2030.
Kepala Otorita IKN mengungkapkan bahwa VLR SDGs Nusantara ini merupakan satu hal yang unik. “Dengan bangga saya sampaikan bahwa Nusantara merupakan ibu kota negara baru pertama di dunia yang menyerahkan VLR-nya,” ungkapnya.
VLR SDGs Nusantara ini melibatkan pemangku kepentingan di tingkat nasional dan daerah. Selain itu, tinjauan awal ini menyajikan gambaran yang beragam.
“Di satu sisi, Nusantara diproyeksikan memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi kemiskinan, meningkatkan akses terhadap infrastruktur dasar, dan mengurangi emisi karbon,” jelas Bambang.
Di sisi lain, Bambang menambahkan, tinjauan itu mengidentifikasi potensi tantangan, termasuk dampak buruk terhadap pendapatan per kapita, dan ketimpangan pendapatan.
“Wawasan seperti ini sangat berharga karena tidak hanya menyoroti keberhasilan-keberhasilan yang telah kita antisipasi, namun juga menggarisbawahi bidang-bidang yang harus kita kelola dan susun strateginya secara hati-hati untuk memitigasi dampak negative,” ujarnya.
Penyusunan temuan awal VLR SDGs Nusantara ini turut didukung oleh UNESCAP, UNHABITAT, UNDP, Asian Development Bank, UCLG Asia-Pacific, dan IGES.
“Terima kasih khusus disampaikan kepada rekan-rekan yang terlibat dalam proses perumusan VLR, serta tim ahli dari SDGs Center Universitas Padjadjaran, Indonesia,” tutur Kepala Otorita IKN.
Kepala Otorita IKN juga berharap, seluruh mitra dan pemangku kepentingan lainnya dapat terus memberikan wawasan untuk menyempurnakan VLR SDGs Nusantara.
Kolaborasi Ciptakan Kota Berkelanjutan
Kerja sama dan kolaborasi dalam menciptakan sebuah kota yang berkelanjutan harus dikedepankan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) pun mengajak negara Asia-Pasifik meningkatkan kolaborasi.
“Mari bersama-sama melalui kolaborasi dan inovasi mengambil langkah-langkah yang signifikan menuju penciptaan kota berkelanjutan untuk generasi mendatang,” kata Kepala Otorita IKN Bambang Susantono pada forum The Rise of New and Emerging Cities in Asia: Leveraging VLRs for a Sustainable Urban Future di sela-sela acara Asia-Pacific Forum on Sustainable Development di United Nations Coeference Center, Thailand.
Bambang menjelaskan, pada forum tersebut membahas bagaimana usaha beberapa negara terkait tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Salah satu usaha Indonesia terkait SDGs tersebut adalah dengan melalui Voluntary Local Review (VLR) Nusantara.
Pada dasarnya VLR Nusantara berbeda dengan VLR pada umumnya. Hal yang menjadi pembeda VLR Nusantara di sini dimana Ibu Kota Nusantara masih dalam proses membangun tetapi sudah berkomitmen untuk berkontribusi pada SDGs.
“VLR SDGs Nusantara ini akan membantu Otorita Ibu Kota Nusantara untuk menyelaraskan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, seperti menyelaraskan pembangunan dengan alam, meminimalisir emisi karbon, efisiensi melalui teknologi, dan menyediakan kesempatan ekonomi bagi semua. Hal tersebut dilakukan sehingga mampu menciptakan kota yang green, inclusive, resilient, dan sustainable,” ujar Bambang.
VLR sangat diperlukan dalam kehidupan sebuah perkotaan, hal itu sesuai dengan pernyataan Armida Salsiah Alisjahbana selaku Under-Secretary General untuk PBB dan ESCAP Executive Secretary, dalam sesi tersebut.
“VLR dapat digunakan untuk mengidentifikasi gap, tantangan, dan rencana jangka panjang dalam kehidupan perkotaan”, ungkap Armida.
Mengacu kepada pendekatan SDGs dengan menggunakan prinsip 5P, VLR Nusantara memiliki fokus kepada 12 goals yang dapat mencakup kelima prinsip tersebut, antara lain; prinsip people (goals 1, goals 3, goals 5), prosperity (goals 7, goals 8, goals 9, goals 10), planet (goals 6, goals 11, goals 13), peace (goals 16), dan partnership (goals 17).